Kaleidoskop (14 Maret) 2021 : H Dradjat Sayoeti Mantan Ketua IMI DKI Jakarta Berpulang, Dikenal Loyal Bela Teman

Kamis, 30/12/2021 13:58 WIB

mobilinanews (Subang) - Satu demi satu tokoh motorsport berpulang. Adalah H. Dradjat Sayoeti bin Sayoetil di kediaman Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/3/2021) sekira pukul 18.00 WIB.

H Djajat Sayoeti adalah mantan pembalap motor, pereli, salah satu pendiri 234 SC dan Ketua Umum IMI DKI ini akan dimakamkan di Purwakarta, Jawa Barat, Minggu hari ini.

Kang Djadjat Sayoeti meninggal dalam usia 69 tahun karena komplikasi penyakit jantung, stroke dan ada syaraf kejepit yang menyita perhatian khusus beberapa tahun terakhir dengan keluar masuk rumah sakit.

"Saya sekarang tinggal di Subang, sekaligus deket tempat berobat dan terapi. Ada syaraf yang kejepit di sini," ungkap Djajat menunjuk bagian belakang kepalanya kepada mobilinanews pada acara sosial di Jakarta, Juli tahun lalu.

"Dulu sering nggak dirasa accident waktu rally. Juga beberapa kali tabrakan pakai mobil di jalan," lanjut Djajat Sayoeti. Terapi terus dilakukan rutin, telaten serta berharap bisa sembuh kembali.

Djajat Sayoeti juga sangat lekat dengan organisasi kepemudaan yang populer dari tahun 65-an hingga sekarang yaitu 234 SC. Bersama beberapa nama yang lain, Djajat ditulis sebagai salah satu pendiri.

Dalam sebuah blog disebutkan, pada tahun 1965 berdiri sebuah geng dinamakan "Anak Siliwangi 234" dan terdiri dari mayoritas anak-anak perwira TNI-AD bermukim di komplek tentara Jl Siliwangi, Senen, dekat lapangan Banteng, Jakarta.

Di dalam komplek tersebut terdapat 4 gang (bukan geng). Siliwangi I, II, III, IV. Terbentuknya Siliwangi 234 bertujuan sebagai stabilisasi keamanan pada sekelompok remaja, karena zaman hulu keadaannya jauh berbeda seperti sekarang. Juga sebagai wadah anak muda dalam berekspresi dan berkreasi.

Dari anak Siliwangi I - IV,  mereka bergabung menjadi satu tanpa melihat latar belakang keluarga, Sedangkan arti `234` itu sendiri merupakan kode dari anak-anak Siliwangi pada masa itu.

Mulai om Patrick, alm Om Hendro, om Indra Maliki (papanya bung Rayen M), Om Yapto (dulu panggilannya si Bule karena wajahnya yang indo), om Djajat Sayoeti, om Mumuy, om Johny, alm Om Tagor dkk bergabung menjadi satu kesatuan sebagai pendiri 234 SC.

Dahulu geng tersebut sering bertikai dengan geng lainnya. Wajarlah, mereka semua kan masih muda-muda pada masa itu. Lawan-lawan tangguhnya diantaranya geng Berland (daerah Matraman),  T123C (Cijantung) dan ada lagi yang lainnya.

Kang Djadjat juga pernah menjadi pembalap motor di sirkuit Ancol Jakarta Utara bersama tim Yamaha Junior.

"Menggunakan motor L2 AS3 RS100, dari 1974 - 1976. Djajat salah satu muridnya koh Abeng (Beng Soeswanto)," ungkap Deddy Madradi.

Maka itu, Beng mengaku kaget dan langsung lemes mendengar Djajat Sayoeti telah tiada.

"Dua hari lalu, Djadjat masih WA saya. Hampir tiap hari  WA nan. Ini kok gak WA? Terus mendengar kabar Djadjat meninggal," ujar Beng Soeswanto yang bersama Bambang Gunardi ikut ngajari Djadjat jadi pembalap motor.

Setelah sempat menjadi pembalap motor, Djajat Sayoeti kemudian juga menjajal ajang rally dan sprint rally di tahun 2000-an.

Judiarto, mantan Ketum IMI DKI yang pernah jadi Ketua Harian saat Djadjat menjabat Ketum Pengprov IMI DKI Jakarta menilai koleganya itu sebagai sahabat sejati dalam suka dan duka.

"Beliau Ketua Umum Pengprov IMI DKI, saya mendampingi sebagai Ketua Harian, 2004-2008. Dan menjadi sahabat sampai beliau berpulang. Terakhir WA-nan Februari lalu, dia bilang sesak nafas jantung," kenang Judiarto.

"Orangnya luar biasa baik, loyal bela terhadap teman. Perhatian, setiap hari raya dan ulang tahun tidak pernah terlewat memberi ucapan. Terakhir ketemu, di acara baksos dengan Kemenkes di Jakarta tahun lalu. Kebetulan kami sama-sama Ketum Pengprov IMI yang bareng masa baktinya," buka Oke Junjunan, mantan Ketua Pengprov IMI Jabar.

"Beliau Ketua IMI DKI yang selalu memantau kinerja pengurus dan staff. Saya selalu bersama karena zaman beliau Ketum, saya jadi Sekum IMI. Gaya lapangan selalu dipakai, detail setiap kerja," ungkap Dodi Irawan, Sekum IMI DKI.

"Meski beliau 1 periode memimpin IMI DKI Jakarta, banyak yang telah dikerjakan. Di masa tsunami Aceh dan gempa Jogja, beliau sangat concern membantu. Di tahun terakhir kepemimpinan Pak Djajat, IMI DKI menjadi Pengprov IMI Terbaik 1 se-Indonesia," terang Dodi Irawan.

Selamat beristirahat dalam damai, Pak Haji. Insyaallah husnul khotimah. (bs)

TERKINI
F1 2024: Ini Sinyal Tim Yang Akan Menampung Adrian Newey, Bukan Ferrari atau Mercedes Benny Santoso Raih Trofi Juara Pertama TCR Asia Series 2024, Piala Pertama Balapan International Hyundai dan Grab Salurkan Alat Batu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas Wuling Ajak Komunitas Rasakan Sensasi dan Kenyamanan Berkendara Cloud EV