Tekanan Angin Ban Harus Sesuai Standar Pabrikan, Ini Alasannya

Jum'at, 07/01/2022 03:28 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Ban merupakan satu-satunya komponen mobil yang langsung bersentuhan dengan permukaan jalan. Karena itu, kondisi ban tetap harus prima untuk menopang kendaraan.

Salah satu hal yang paling penting pada ban adalah tekanan angin. Tekanan ban pada angin yang tidak sesuai akan membuat mobil mudah limbung dan ban cepat rusak.

Dalam banyak sumber, tekanan angin ban mobil, biasanya disesuikan dengan bobot mobil. Sebagai standar untuk mobil MPV atau SUV yang menggunakan pelek standar, tekanan bannya adalah 30-35 Psi

Sementara untuk ban dengan ukuran yang lebih besar lagi, seperti mobil komersial atau yang lainnya yang mangaplikasikan ban berukuran ring 17 dengan profil ban 40 atau 45, tekanan angin yang disarankan yakni antara 35-40 Psi.

Risiko Angin Ban Tak Sesuai

Pengemudi mobil harus memperhatikan hal ini agar selalu mengendarai mobil dengan kondisi angin ban yang sesuai denagn standar, yang sebenarnya sudah ada di book manual. Lalu apa saja risiko bila angin pada ban mobil kurang atau tidak sesuai?

Yang perlu menjadi catatan bagi pengendara adalah tekanan ban tidak boleh berlebihan dan tidak boleh berkurang. Alasannya ketika tekanan ban berlebihan akan mengganggu pengereman saat mobil ada di jalan licin. Slip bisa terjadi dan berisiko untuk keselamatan.

Ban yang dengan tekanan berlebih melampaui standarnya 5 hingga 10 Psi, dalam kondisi tertentu bisa meledak dan ini akan sangat berbahaya ketika mobil sementara dioperasikan dalam kecepatan tertentu.

Ban yang kekurangan angin membuat mobil tidak bergerak maksimal. Biasanya ban mobil dengan tekanna angin rendah atau kurang membuat selurih permukaan ban akan menapak di permukaan aspal sehingga daya gulirnya menurun. Hal ini membuat laju mobil terhambat.

Hal ini akan memaksa mesin harus bekerja lebih berat, karena mobil bergerak tidak sesuai dengan tenaga yang disuplai. Kerja mesin yang semakin berat, praktis membuat konsumsi bahan bakar lebih banyak, yang mengakibatkan mobil lebih boros.

Dalam sejumlah literatur otomotif, mobil yang dikendarai dalam kondisi tekanan angin yang kurang akan mengakibatkan efisiensi bahan bakar menjadi berkurang 5%. Jika bensin boros, salah satu komponen yang perlu diperiksa adalah tekanan angin ban.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kekurangan atau kelebihan tekanan angin ban akan membuat mobil tidak stabil dan limbung, apalagi pada saat mobil melaju kencang. Saat pengereman atau akselerasi bisa saja terjadi ketidakstabilan yang menyebabkan kecelakaan.

Ukuran tekanan angin ban yang tidak sesuai dengan standar pabrik, juga akan sangat berpengaruh pada usia ban. Memang belum ada pebarikan yang secara detail mengkalkulasi usinya berkaitan dengan isu ini. Namun tekanan ban yang tidak sesuai standar berkontribusi pada usia ban yang lebih pendek.

Tidak hanya itu, tekanan ban yang terlalu tinggi akan memaksa sisi ban ke sisi pelek sehingga dapat mengurangi usia ban. Dampak lainnya, ban mobil bisa mudah pecah saat menabrak lubang di jalan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan fatal di jalan.(elk)

TERKINI
WRC 2024 Portugal: Toyota Gazoo Racing Mainkan Duet Sebastien Ogier dan Kalle Rovanpera, Hyundai Munculkan Sordo Belkote Dukung Penuh JDM Funday 2024 di Sirkuit Mandalika Lombok, Disambut Animo Tinggi Sportcar Jepang PEVS 2024: NETA Auto Indonesia Catat Prestasi Gemilang Cetak 108 SPK, Ini Fitur Unggulannya Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh