MotoGP 2022 Indonesia: Kisah Sukses Darryn Binder, Rookie Langka Yang Terlupakan dari Mandalika

Selasa, 22/03/2022 00:03 WIB

mobilnanews (Lombok) - Sukses seorang pembalap tak hanya diukur dengan finish juara atau podium. Start dari grid 23 dan finish di 10 Besar, buat rookie (pembalap baru) `langka` macam Darryn Binder sudah sangat luar biasa. Apalagi, ia sempat menyalip abang sendiri, Brad Binder, yang ia anggap momen paling keren.

Disebut langka karena hanya dua pembalap yang bisa lompat dari Moto3  ke kelas MotoGP sepanjang sejarah Grand Prix. Tanpa lewati kelas Moto2 sebagaimana umumnya.

Yang pertama adalah Jack Miller pada musim 2015 di LCR Honda dan sekarang berada di tim pabrikan Ducati. Yang kedua adalah Binder, yang tahun ini dibawa tim satelit RNF Yamaha langsung daari Moto3.

Pembalap Afrika Selatan itu pun meraih poin pertamanya di GP Indonesia, Sirkuit Mandalika. Finish P10 dengan koleksi 6 poin, mengalahkan senior sekaligus rekan satu timnya, Andrea Dovisizo yang memetik 2 poin di Qatar namun DNF di GP Indonesia.

Tentu saja sukses Binder tertolong oleh hujan dera di Mandalika. Dan, pastinya itu adalah bukti kepiawaiannya bermain pada wet race seperti halnya Miller. 

Tadinya, kisah Binder, ia memang semangat menyambut datangnya hujan karena hal itu akan membuatnya belajar menggunakan ban basah (wet tyre MotoGP untuk kali pertama. Tak ada target tertentu selain belajar.

"Tapi, saat keluar menuju garis start saya langsung terkesan dengan grip ban sangat bagus.  Itu saya rasakan juga saat memulai balapan dan percaya diri untuk menambah kecepatan sedikit demi sedikit dan akhirnyapercaya diri untuk menyalip beberapa pembalap. Termasuk menyalip abang saya, dan itu sangat keren," kata Binder.

"Sayang, menjelang akhir balapan kondisi ban belakang tak lagi seperti yang saya dapatkan di awal. Abangku menyalip lagi dan saya lantas mencoba bertahan dari orang lain. Ini adalah pengalaman wet race yang sangat berharga dan saya senang dengan hasilnya," ujarnya.

Sang abang, Brad Binder yang membelatim pabrikan KTM, mencapai finish ke-8. Membuatnya berada di urutan 2 klasemen sementara di bawah Enea Bastianini (Gresini Ducati) dengan selisih hanya 2 poin.

Artinya, GP Indonesia membawa sukses bagi Binder bersaudara. Sementara mampu bersaing dengan Marquez maupun Espargaro bersaudara.

Dibandingkan Miller sebaga sesama alumnus Moto3 yang langsung ke MotoGP, Binder terbuilang lebih cepat meraih poin perdana, di seri kedua. Miller dapuk poin pertamanya di seri ketiga 2015 di GP Argentina dengan finish ke-12 dengan 4 poin.

Soal poin perdana itu, Binder dan timnya sangat penasaran di GP Qatar lalu. Ia gagal meraih poin perdana di penampialan pertamanya dengan cara yang `menyakitkan`.

Ia gagal masuk zona poin 15 Besar karena berada di urutan 16 dengan kekalahan hanya 0,012 detik dari ruki lainnya, Remy Gardner (Australia/KTM Tech3). Gara-gara 12 per 1000 detik ia gagal menerehkan tnta emas pada debut MotoGP-nya.

Bos tim RNF Yamaha Razlan Eazali tentu saja bangga kepada Binder. Kini terjawab mengapa ia ngotot membawa Binder dari tim Petronas di Moto3, tim yang juga binaan Razali pada saat itu bersama tim Petronas Yamaha di MotoGP.

"Saya hanya bisa mengatakan: wow! Berada di urutan 10 dengan mengalahkan banyak pembalap ternama, itu adalah perjalanan mengesankan seorang ruki. Kemampuannya bertarung di lintasan basah benar-benar mengesankan. Kami terhibur," tandas Gazali, mantan CEO Sirkuit Sepang yang kemudian memilih jadi juragan di MotoGP. (rnp)

 

 

TERKINI
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya Dua Kali Naik Podium, Dypo Fitra Memimpin Klasemen 2024 TCR Asia Series - Cup Drivers Classification Benny Santoso Raih Trofi Juara Pertama TCR Asia Series 2024, Piala Pertama Balapan International Hyundai dan Grab Salurkan Alat Batu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas