F1 2022 : Mika Hakkinen Bilang Verstappen Harus Berterima Kasih Kepada Perez, Ini Alasannya

Selasa, 14/06/2022 20:17 WIB

mobilinanews (Finlandia) - Penasehat senior Red Bull Racing Helmut Marko memuji taktik, kecerdasan dan strategi Max Verstappen meraih kemenangan di GP Azerbaijan meski start dari urutan 3. Tapi, tidak demikian dengan Mika Hakkinen, sang juara dunia F1 1998-1999. Ia punya penilaian tersendiri.

"Soal kemenangan di Baku, Max harus berterima kasih kepada Checo," tulis pembalap Finlanida itu dalam kolom rutinnya di media negerinya, Unibet, sebagaimana dikutip planetf1.com.

Di Barcelona lalu Perez memberikan posisi kemenangan kepada Verstappen atas permintaan tim. Hal sama terjadi di Azerbaijan. Setelah kemenangan fantastis di Monaco, kata Hakkinen, Perez datang dan tampil di Azerbaijan dengan luar biasa dalam arti selalu menang atas Verstappen di semua sesi.

Artinya, Perez memang lebih kencang di atas RB18. Itu yang membuatnya langsung unggul di lap pertama dan memimpin balapan. Bukti lain adalah fakta kalau Perez adalah peraih fastest lap di trek dalam kota Baku itu.

"Penampilan Checo sama sekali tak bisa diremehkan. Ia tampil penuh percaya diri, juga percaya dengan mobilnya. Ia sangat berperan menjadikan Max sebagai juara," jelas pembalap seangkatan Michael Schumacher itu.

Ada dua hal krusial yang menurut Hakkinen pantas jika Verstappen harus berterima kasih kepada Perez. Pertama ketika driver Meksiko itu sama sekali tak berusaha bertahan saat mobil Verstappen mengejarnya di trek lurus Baku sejauh 1,6 km itu.

Soal yang satu ini semua tahu karena ada team order dari petinggi Red Bull untuk tidak melakukan perlawanan. Perintah itu terdengar lewat komunikasi radio, dengan perintah `no fighting....no fighting!`

Verstappen pun dengan mulus melewati rekan setimnya.

Yang kedua adalah proses pitstop Perez yang dinilai aneh oleh Hakkinen, karena memakan waktu 5 detik. Ini satu hal yang tak lumrah terjadi di Red Bull yang sejauh ini jadi tim terbaik saat pitstop. Terlebih karena hal itu terjadi pada momen penting balapan.

Sengaja atau tidak, lanjut Hakkinen, persoalan lima detik itu memberikan keunggulan signifikan Verstappen dalam posisi memimpin balapan. Sementara Perez tak punya pilihan lain kecuali finish runner up, sekaligus rencana finish 1-2 yang sempat ia janjikan sebelum balapan.

Hakkinen tentu saja tak mempersoalkan team order yang dilakukan Red Bull karena itu hal biasa di F1. Ia sendiri saat meraih dua gelarnya bersama tim McLaren juga tak lepas dari dukungan David Coulthard sebagai driver kedua saat itu. 

Yang jadi pertanyaan buat fans Perez adalah komitmen Red Bull yang seusai GP Monaco memperpanjang kontraknya hingga 2024 dan membebaskannya bertarung dengan Verstappen dalam jalur kejuaraan dunia.

Team Principal Christian Horner malah berucap tak masalah siapa dari dua pembalapnya itu yang nantinya jadi juara dunia. Yang ternyata penerapannya bertolak belakang dengan yang terjadi di Azerbaijan.

Apakah itu juga bagian strategi Red Bull untuk menaikkan gairah Perez? 

Waktu yang akan membuktikan hal itu. Yang jelas Perez sudah mulai tune-in di dalam kokpit RB18. Tak lagi dalam proses adaptasi seperti debutnya di Red Bull racing tahun lalu. Ia pun diniliai lebih mampu beradaptasi dengan regulasi F1 2022.

Sebaliknya dengan Verstappen yang oleh ayahnya, Jos Verstappen, menyebut Red Bull memberikan mobil yang tak sesuai dengan gaya balapa anaknya pada musim ini. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru Hyundai Staria Hybrid, MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan Daihatsu Kumpul Sahabat Yang Disupport GT Radial, Ajak Pelanggan Setia Berbagi Kebahagiaan di Harapan Indah Bekasi Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap