F1 2022: Tifosi Mencela Strategi Bodoh Ferrari di Silverstone, Ini Jawaban Mengejutkan Mattia Binotto

Senin, 04/07/2022 23:18 WIB

mobilinanews (Inggris) - Team Principal Ferrari Mattia Binotto kembali jadi bulan-bulanan kritik media Italia dan tifosi. Seharusnya tim kebanggaan Italia ini bisa finish 1-2 seperti rencana awal, tapi strategi `bodoh` yang diputuskan Binotto merusak skenario itu. Tifosi pun minta ia out dari Ferrari.

Sebelum race GP Inggris di Sirkuit Silverstone itu kedua driver Ferrari, Carlso Sainz dan Cahrles Leclerc, Sainz sebagi pole sitter dan Leclerc yang start di P3 sama-sama yakin Ferrari bisa finish 1-2 jika strategi tim mendukung.

Kedua pembalap sama-sama tak masalahkan siapa pun yang juara yang penting The Prancing Horse pulang dengan poin penuh.

"Tentu saya pun ingin jadi juara. Tapi, jika Carlos yang ebih memungkinkan jadi juara saya juga senang. Ia pole sitter, pertama kali baginya. Jika ia bisa meraih kemenangan perdana maka itu sangat bagus buatnya," ucap Leclerc yang sesungguhnya lebih membutuhkan poin untuk melawan Max Verstappen (Red Bull) di kejuaraan dunia.

Faktanya kemudian, Sainz dan Leclerc memimpin balapan. Namun, dengan kesadaran bahwa laju Leclerc lebih bagus darinya maka Sainz mempersilakan rekannya itu ke depan.

Safety Car yang masuk pada 10 laps jelang akhir balapan (akibat mobil  Esteban Ocon terhenti di trek) mengubah semuanya. 

Saat Safety Car masuk trek, sepeti biasanya, saat itulah ara pembalap masuk pit untuk ganti ban. Binotto memanggil Sainz masuk dan ganti ban baru berkompon soft (lunak).

Sedangkan Leclerc yang memimpin balapan dibiarkan terus melaju dengan ban berkompon hard (keras). Akibatnya, Sainz sangat mudah menyalip Leclerc dengan ban segarnya.

Lebih parah lagi, Leclerc pun disalip Sergio Perez  (Red Bull) dan Lewis Hamilton (Mercedes) yang juga masuk pit berganti ban soft. 

Taktik itu yang suilit diterima media Italia dan fans Ferrari. Seperti biasa,ujungnya adalah desakan agar Binotto keluar atau dipecat dari jabatannya. Sebab, jika Leclerc yang menang atau runner up maka posisinya semaki rapat dengan Verstappen di klasemen pembalap.

Leclerc pun harus berjuang keras mempertahankan P4 dari kejaran Fernando Alonso (Alpine) dan Lando Norris (McLaren). Untungnya, ya masih ada untungnya Leclerc finish P4, karena Verstappen finish P7. Artinya, ia bisa mencuri 6 poin dari musuh utamanya tersebut.

Leclerc sendiri secara terbuka sampaikan rasa kecewa atas penerapan strategi itu. Ia dibela media dan tifosi yang selalu `ikut campur` soal kebijakan Ferrari.

Di mata mereka akan beda hasilnya jika Leclerc pun masuk pit ganti ban soft saat safety car masuk arena. Sekali lagi, Binotto dianggap bikin blunder. Ia sendiri yang gagalkan Ferrari merebut posisi 1 dan 2 di garis finish.

Setelah dikritik habis-habisan, beberapa jam kemudian Binotto pun memberi penjelasan strategi yang ia putuskan. Katanya, ia tak ingin menarik Leclerc dari posisinya sebagai pemimpin balapan saat itu.

Lagi pula ia merasa tim tak punya kesempatan untuk melakukan pitstop untuk dua mobil sekaligus. 

"Saat itu masalahnya tak sederhana. kami harus memilih satu mobil yang masuk pit dan pilihan itu kepada Carlos karena Charles saat itu memimpiin balapan. Kami tak ingin kehilangan satu detik pun untuk mengatur dua mobil di pitlane," katanya.

"Tak ada yang tahu apa yang akan dilakukan rival jika kami memanggil Charles yang sedang memimpin balapan. Satu-satunya pilihan adalah memanggil Carlos dan berharap ban soft akan terdegradasi pada sisa balapan, dan itu tak terjadi," lanjut Binotto yang dari paparannya jelas mengakui salah mengantisipasi situasi balapan, terlebih mengkalkulasi performa ban keras Leclerc hingga akhir balapan.

Dipastikan kalau jawaban itu tak bakal memuaskan para pecinta fanatik Ferrari

Pada sisi lain, Binotto memaklumi kekecewaan Leclerc yang tampil gemilang sejak garis start sampaijadi pemimpin balapan. Tapi, lanjutnya, pencapaian Sainz juga harus diapresiasi. Terlebih karena sejak seri GP Kanada lalu ia sudah semakin berkembang di atas SF-75.

Bahkan, katanya lagi, kemenangan Sainz kini membuktikan kedua driver Ferrari mampu bersaing di level atas.

"Kemenangan itu sangt penting bagi Carlos, lebih penting lagi bagi Ferrari. Ia pantas mendapatnya," imbuh Binotto yang berharap tak ada lagi perdebatan soal ini, terlebih dengan Leclerc. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil! Volta Ikut Hadir Meriahkan PEVS 2024 Dengan Luncurkan Warna Baru Tipe Mandala, Brilliant White dan Yellow! ALVA Umumkan Kerjasama dengan Bank BPD Bali, Permudah Elektrifikasi di Linkungan ASN Pulau Dewata Meneropong Target Penjualan Jutaan Unit Chery Secara Global