F1 2022: FIA Dituding Obral Hukuman Dengan Denda Duit, Tapi Lelet Soal Insiden Kebakaran Mobil Carlos Sainz

Senin, 11/07/2022 23:18 WIB

mobilinanews (Austria) - Dua Race Director FIA yang diangkat tahun ini menggantikan Michael Masi ternyata dinilai sebagian stakeholder tak membuat pembalap F1 lebih nyaman dari sebelumnya. Banyak persoalan tak perlu yang justru jadi bikin ribet.

Keputusan Masi yang dinilai kontroversial pada GP Abu Dhabi tahun lalu yang kemudian dianggap ikut memuluskan jalan Max Verstappen menjadi juara dunia 2021 membuat pejabat asal Australia itu didepak. Kemudian, Presiden FIA mengangkat dua Race Director baru yang bertugas bergantian.

Tapi, putusan mereka justru tak kalah kontoversial. Salah satunya soal larangan menggunakan perhiasan saat balap yang lantas ditertawakan Lewis Hamilton.

Itu dianggap aneh karena baru terjadi sepanjang karir panjangnya di F1. Juga dicela pembalap yang menikah karena cincin kawin pun harus dilepas, padahal benda itu dianggap `jimat` oleh si pembalap.

Kinerja sang direktur beserta jajaran stewards di bawahnya kembali jadi bulan-bulanan di GP Austria pada Minggu (10 Juli 2022) kemarin.

Beberapa pembalap diganjar penalti akibat track limits, yang dianggap penerapannya juga aneh. Contohnya adalah kasus yang menimpa Sergio Perez yang lolos ke Q3, namun kemudian didiskualifikasi lantaran kesalahan di sesi Q2 (juga terkait track limits).

Perez pun bingung mengapa stewards butuh waktu sekian lama untuk mengabil keputusan, belum lagi perdebatan apakah ia melewati batas sesuai aturan atau tidak.

Di sisi lain, FIA pun dianggap terlalu mudah menjatuhkan denda uang bagi pembalap yang mereka anggap melanggar aturan. Sebastian Vettel, misalnya, didenda 25.000 Euro karena meninggalkan ruang briefing tanpa peduli alasan Vettel melakukannya.

Terbaru adalah keputusan denda masing-masing 10.000 Euro (sekitar Rp 150 juta) kepada tiga penghuni podium (Charles Leclerc, Max Verstappen dan Lewis Hamilton).

`Kesalahan` mereka adalah karena asisten atau terapis mereka ikut masuk parc ferme usai balapan. Apa pun alasan pembalap tak sah karena memang aturannya begitu, hanya orang tertentu yang boleh masuk area tersebut.

Tapi, giliran soal safety dan kinerja marshall, para personel FIA justru dianggap abai. Itu tampak jelas saat mobil Carlos Sainz (Ferrari) terbakar. Bantuan tak segera datang, hanya satu petugas yang ada saat api sudah membesar.

Saat sama Sainz harus menyelamatkan diri dari kokpit tanpa bantuan. Ini tentu saja jadi bahan kritikan pedas buat FIA atau Race Director-nya.

Sainz tentu saja melayangkan rasa kecewanya. Pertolongan terlambat dan minim saat ia dalam kondisi darurat. Menyangkut nyawa karena kobaran apai besar itu bisa saja menjadi ledakan.

"Sangat menakutkan. Saya melihat kobaran apa lewat kaca spion. Saya harus melompat, tapi mobil berjalan mundur," ujar Sainz yang baru bisa turun dari mobil setelah satu-satunya petugas yang muncul berhasil mengganjal roda mobiil sembari tangan satunya menggemgam alat pemadam.

Juara GP Inggris pekan lalu itu pun menyayangkan minimnya bantuan saat kejadian. Dan, ia hanya bisa berharap kejadian macam ini tak lagi terulang ke depannya.

"Itu situasi yang sama sekali tak mudah," imbuhnya. (rnp)

 

 

TERKINI
PT BYD Motor Indonesia Menandatangani Kerja Sama Pembelian Lahan dengan PT Suryacipta Swadaya untuk Pengembangan Industri EV BYD di Indonesia Ingin Tampil Beda, Ini Referensi Modifikasi Wuling Air EV dari Tomi Airbrush 3.000 Lebih Konsumen Motor Honda Memilih Jadi Member Honda VIP Card Platinum Plus Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya