MotoGP 2022 Malaysia: Kubu Bastianini Jelaskan Perlawanan Keras Kepada Bagnaia, Ternyata Benar Soal Uang

Senin, 24/10/2022 00:08 WIB

mobilinanews (Malaysia) - Setelah Misano dan Aragon, perlawanan keras Enea Bastianini terhadap Francesco Bagnaia kembali terjadi di GP Malaysia. Kini terkuak masalahnya, bukan soal pribadi tapi semata demi uang.

Itu tersirat dari wawancara manajer pribadi Bastianini, Carlo Pernat, yang namanya sudah malang-melintang di dunia bisnis MotoGP.

Lewat media the-race.com, Pernat menyebut aksi perlawanan pembalapnya tak lain adalah konsekuensi dari sistem perolehan finansial bagi para pembalap yang menggeber Ducati.

Seperti disinggung juga sebelumnya oleh Jack Miller, gaji di Ducati terbilang kecil namun ada bonus besar yang menanti jika sukses meraih prestasi tertentu. Yakni kemenangan, podium, pole position, klasemen akhir terutama di zona 3 Besar, dan klasemen pembalap independen terbaik pada rider tim satelit Ducati.

"Ya, ini soal uang dan kami datang sebagai profesional," kata Pernat.

Ia memaklumi manuver sengit Bastianini di Malaysia untuk mengalahkan Bagnaia. Selain bonus kemenangan, hasil itu juga membantu Bagnaia masuk 3 Besar klasemen menggantikan Aleix Espargaro. Jika masuk 3 Besar di akhir musim, maka bonus lebih besar sudah menanti.

Musim ini Bastianini sudah memastikan diri jadi pembalap independen terbaik yang artinya sudah pasti dapat bonus khusus. Dan, jika masuk 3 Besar di akhir musim maka bonus lebih besar pasti mengalir.

Pernat tak menyebut besaran bonus tersebut, tapi Bastianini akui apa yang ia lakukan di Sepang adalah bisnis sekaligus berusaha berikan prestasi 3 Besar buat Gresini Ducati sebagai perpisahan. Soalnya tahun depan ia naik jadi rider pabrikan mendampingi Bagnaia.

"Saya tahu persis betapa penting gelar juara tahun ini buat Ducati. Tapi, hari ini saya ingin jadi pemenang," kata Bastianini yang terlibat duel saling salip bersama Bagnaia.

Sedemikian tegangnya situasi membuat tiga petinggi Ducati (Davide Tardozzi, Paolo Ciabatti, Luigi Dall'Igna) lakukan rapat darurat di pitwall Ducati. Tampangnya serius karena khawatir ada crash di antara pembalapnya. 

Setelah pertemuan itu, pitboard Bastianini tertulis BAGNAIA dengan huruf besar. Tapi, layar di dasbor motor Bastianini tak ada pesan apa pun semacam team order dari Ducati sehingga ia ambil kesimpulan sendiri.

"Saya selalu lihat pitboard. Saya lihat tulisan itu dan saya baca sebagai pesan untuk berhati-hati (jangan sampai tubrukan sesama Ducati) seperti acap  ditekankan para bos pabrikan Italia itu."

Bahwa di lap terakhir serangannya tak segarang saat mengalahkan Bagnaia di Aragon, Bastianini menyebut bukan karena pesan di pitboard-nya tetapi karena kecepatan motornya sudah berkurang.

"Sampai lap terakhir itu saya ingin jadi juara, tapi performa motor saya tak lagi seperti lap sebelumnya," terang Bagnaia yang akhirnya harus puas finish runner-up.

Dengan tambahan poin 20 ia masih berada di urutan 4 klasemen namun tinggal 1 poin di bawah Aleix Espargaro Aprilia). Jika sukses mengalahkan Bagnaia di Malaysia maka saat itu juga ia sudah berada di 3 Besar.

Menuju seri terakhir di Valencia, fokus masuk 3 Besar itu adalah hal utama bagi Bastianini. Ia harus ambil posisi milik Aleix. Tak lain karena uang tadi. Apalagi, bedanya sangat besar antara P3 dan P4 seperti sebelumnya disinggung Miller, rider pabrikan yang akan digantikan Bastianini. (rnp)

TERKINI
Pelanggan Setia Castrol Dapat Hadiah Miliaran Dari Program Gaspol Castrol Tips Merawat Sistem Rem untuk Meningkatkan Keselamatan dan Daya Tahan Mobil Anda Honda Jazz RS CVT, Solusi Mobil Hatchback Terbaik dengan Kinerja Tangguh Tanpa Meninggalkan Gaya Soal Insentif Mobil Hybrid, Jokowi Mengaku Masih Melakukan Kajian Mendalam