F1 2022: Kubu Mercedes Gigit Jari Soal Cashgate, FIA Hanya Denda Red Bull 7 Juta USD!

Sabtu, 29/10/2022 11:07 WIB

mobilinanews (Meksiko) - Setelah tiga minggu bertele-tele, akhirnya FIA umumkan denda yang diterima tim Red Bull Racing setelah  pelanggaran budget caps (cashgate) terbukti dan diakui tertuduh. Tim rival jelas kecewa. Hukuman dianggap jauh dari prinsip keadilan.

Pengumuman lewat jumpa pers di sela-sela GP Meksiko, Jumat (28/10) waktu lokal atau Sabtu (29/10) pagi WIB, Red Bull terbukti salah melebihi batas anggaran 145 juta USD pada musim 2021ti dengan catatan hanya pelanggaran ringan (di bawah 5%) dan bersifat administratif.

Pelanggaran yang terjadi hanya 2,2 juta USD. Karena itu tim yang menjadikan Max Verstappen jadi juara dunia 2021 menerima hukuman denda 7 juta USD, pengurangan penggunaan fasilitas wind tunnel sebanyak 10% pada musim 2023, dan harus mengganti seluruh biaya yang dikeluarkna FIA dalam proses investigasi.

"Tidak ada bukti yang mengarah kepada tindakan curang dan tidak ada indikasi kesengajaan untuk menyembunyikan apa pun dalam administrasi keuangan budget cap," bunyi pernyataan FIA.

Artinya, badan organisasi balap mobil internasional ini menerima pembelaan tim Red Bull seperti selama ini.

Team Principal Red Bull Racing Christian Horner menyebut ada kelebihan anggaran timnya dari ketentuan yang berlaku dan sifatnya hanya menyangkut administrasi.

Tak lain karena pihaknya salah tafsir soal penerapan biaya di area tertentu seperti layanan katering, biaya kesehatan kru, dan anggaran spare part mobil yang tidak digunakan.

Bentuk hukuman itu jauh lebih ringan dibandingkan tuntutan tim, pengamat dan fans F1 karena pelanggaran itu diduga sangat menguntungkan Red Bull dalam pengembangan mobil 2021-nya.

Bentuk hukuman itu tak jauh dari dugaan selama tiga pekan terakhir, dan karena itu beberapa petinggi tim seperti Mercedes, Ferrari, McLaren dan Haas membuat pernyataan terbuka bahwa pelaanggaran budget cap itu harus diganjar hukuman berat untuk memastikan tak ada pelanggaran serupa pada musim berikutnya.

Mercedes dan terlebih lagi para pendukung Lewis Hamilton yang dikalahkan Verstappen tahun lalu lewat laga kontroversi di lap dan seri terakhir 2021 di GP Abu Dhabi bahkan menuntut FIA membatalkan gelar Verstappen.

Hamilton sendiri sempat berkomentar. Jangankan jutaan dolar, hanya dengan tambahan biaya ratusan ribu dolar saja ia memastikan mobilnya tahun lalu bisa jauh lebih kencang.

Tudingan itulah yang sempat membuat Horner marah dan menyerang balik para pengkritik timnya, terlebih pada tudingan curang dlontarkan bos McLaren Zak Brown lewat surat terbuka ke FIA.

"Karena kesalahan ringan kami tiba-tiba diadili dan dilecehkan selama tiga minggu. Kami dituduh curang. Sangat mengejutkan dan mengecewakan karena pesaing menuduh Anda curang," katanya.

Sekarang FIA sudah resmi mengetuk palu. Vonis yang baru saja diberikan berpotensi munculkan kontroversi lanjutan. 

"Kalau hanya denda uang, maka kami siap lakukan pelanggaran tahun depan dan membayar denda jika itu membuat kami kembali ke papan atas kompetisi," ancam Team Principal Mercedes Toto Wolff ketika ada desas-desus FIA hanya akan mendenda Red Bull.

Wolff yang masih percaya dicurangi dan gelar Hamilton dirampok pada musim lalu, bahkan siap membawa skandal cashgate ke pengadilan. Jika jadi maka Horner jelas belum akan bisa tidur nenyak. Beda dengan Max Verstappen yang sejak awal tak peduli pada kasus itu.

"Urusan saya hanya untuk balapan. Itu urusan tim. Lagi pula intrik seperti itu bukan hal baru di F1, rival yang kalah wajar-wajar saja mencari celah untuk menutupi kekalahan," katanya. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
Hampir 100 Peserta Ikut Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang Dukung Pelari Perempuan, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Intip Cara Kartini Zaman Now Belajar Naik Motor yang Aman Bareng Honda MotoGP Spanyol 2024 : Federal Oil Apresiasi Podium Marc Marquez, Pembuktian Bersama Gresini Racing