Kaleidoskop 2015 : Kemelut Pemilihan Ketum IMI Berawal Dari Tim Penjaringan

Senin, 04/01/2016 07:43 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Munas IMI yang berlangsung Jumat, 18 Desember 2015 di hotel Borobudur, Jakarta menghasilkan Sadikin Aksa sebagai Ketua Umum PP IMI secara aklamasi.

Tapi kemenangan Sadikin masih menyisakan masalah. Pasalnya rivalnya, Prasetyo Edi Marsudi yang merasa dicurangi bersama 13 pengprov IMI se- Indonesia pendukungnya melakukan walk out dari Munas.

Konsekuensi lain, kubu Pras membawa masalah ini ke KONI Pusat. Bahkan langkah selanjutnya membawa kasus pemilihan ketum IMI ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Implikasinya, bisa sampai Munas IMI ulang.

Sejak awal, panitia pemilihan Ketum IMI memang agak ganjil. Tim Penjaringan Ketum IMI mensyaratkan kandidat setor uang Rp 100 juta saat mendaftar. Jika menang setor lagi Rp 500 juta.

"Ini uang buat siapa? Ini peraturan dasarnya apa? Dari sejak Pak Hutomo Mandala Putra sekalipun tidak pernah ada acara pemilihan Ketum IMI pakai acara pakai setor uang mahar. Ini merusak tatanan," ujar Riduan Tumenggung, mantan promotor balap di Palembang.

Belum lagi persyaratan kandidat harus mendapat rekomendasi paling sedikit 8 Pengprov IMI. Ini peraturan paling berat sepanjang IMI berdiri lebih dari 100 tahun lalu.

Empat tahun lalu saat Munas IMI di Solo, memang minimal 10 Pengprov sebagai syarat. Tapi setiap Pengprov boleh memberi 2 surat rekom kepada kandidat.

Alasan yang disampaikan Billy Marbun sebagai ketua tim penjaringan terasa janggal. "Persyaratan ketat itu untuk mendapatkan ketua umu yang teruji. Soal syarat uang untuk menghindari money politik.".  Ckckck.

Beratnya syarat yang diterapkan membuat calon kandidat seperti Ratih Widyawati, Moreno Soeprapto hingga Nanan Sukarna sebagai Ketum IMI incumbent pun terpental. Dan layu sebelum berkembang.

Padahal jauh-jauh hari khalayak ingin pemilihan ketum IMI bisa berlangsung demokratis, jujur, adil, bebas dan rahasia untuk mendapatkan figur yang terbaik.

Himbauan Komjen Purn. Nanan Sukarna yang notabene orang nomor satu di  PP IMI menyarankan rekomenasi  cukup 2-3 Pengprov IMI agar peminatnya banyak pun tak digubris. Dianggap angin lalu saja.

Adakah langkah-langkah Tim Penjaringan memang desain by order untuk mengamankan kandidat tertentu? Itu yang nyaring terdengar...

TERKINI
Brand Kendaraan Listrik BYD, Pastikan Tampil di Ajang PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta OnePrix 2024 Palopo Sulsel : Andi Gilang Crash, Hafid Pratama Sabet Juara Kelas OP1 Expert Race 2 MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag