F1 2023: Menang Telak di Zona DRS Karena Desain Sayap Belakang, Red Bull Diprediksi Bakal Kembali Dominan

Minggu, 26/03/2023 23:45 WIB

mobilinanews (Inggris) - Dua race awal 2023 di Bahrain dan Arab Saudi dikuasai sepenuhnya oleh Red Bull Racing. Tak hanya finish 1-2 tapi juga unggul telak dalam catatan waktu. Kunci sukses RB19 ditengarai berada di sayap belakang.

Fakta itu membuat banyak pihak memperkirakan Red Bull dengan joki Max Verstapoen dan Sergio Perez masih akan dominan musim ini. Tahun lalu keduanya memenangkan 17 dari 22 race.

Sangat mungkin hal sama terulang tahun ini. 

"Sepertinya kita harus menerima keadaan di mana satu tim akan sangat dominan tahun ini. Tim lain seperti tak tak tahu harus berbuat apa, kecuali terus mencoba mengembangkan mobil sendiri," kata Team Principal McLaren Andrea Stella yang sebelumnya berpengalaman di departemen teknik Ferrari.

Tak pelak lagi, katanya, sukses RB19 saat ini tak lain dari evolusi pengembangan desain RB18 yang luar biasa berkat karya desainer legendaris Adrian Newey. 

Newey dinilai paling sukses menerjemahkan regulasi baru yang diberlakukan FIA mulai musim 2022, yakni regulasi seputar desain dan paket aerodinamika untuk lebih merapatkan persaingan di lintasan.

Sayangnya, itu justru membuat Red Bull dominan. Sekaligus memutus dominasi Mercedes yang paling berhasil mengembangkan regulasi poer unit hybrid sejak 2014.

McLaren dan Aston Martin sama-sama dipasok mesin oleh Mercedes. Tapi, pada awal musim 2023 ini laju pembalap Aston Martin jauh melampaui McLaren, ditengarai tak lain karena desain AMR23 yang mirip RB18 yang dikembangkan Newey.

Satu hal yang wajar karena otak pengembangan AMR23 adalah Dan Fallows yang sebelum jadi pemimpin teknik di Aston Martin adalah tangan kanan Newey di Red Bull. Tentu saja ia 'membawa' ilmu yang didapat dari Newey.

Damon Hill, juara dunia F1 1996 yang kini jadi pengamat, secara spesifik menyebut keunggulan mutlak Red Bull atas rivalnya terletak di sayap belakang.

Newey ia anggap sukses memperbaharui rear wing RB19 yang lebih efisien dibandingkan RB18. Membuat downforce besutan Verstappen lebih paten dan stabil di trek lurus, juga minim getaran. Di trek lurus itulah mereka mendapat banyak keuntungan pada lap time.

"Saat sayap belakang terbuka memasuki zona DRS, saat itulah mereka punya power dan akselerasi melebihi mobil lain. Saya kira itu hal pokok yang harus diperhatikan tim lain," kata Hill.

Dari situasi di GP Arab Saudi lalu sepertinya analisa Hill benar adanya. Dibuktikan oleh Verstappen yang start dari urutan 15 namun tampak mudah melewati 13 pembalap lainnya untuk finish P2 di belakang Perez.

Sebagian besar over take yang dilakoninya berlangsung di trek lurus dengan fasilitas DRS, fasilitas teknis yang memungkinkan mobil di belakang mendapat tenaga ekstra untuk menyalip.

Bukti lain adalah kesaksian Lewis Hamilton (Mercedes) yang begitu mudah disalip Verstappen.

"Itu mobil paling kencang yang pernah saya lihat di F1," tandas pembalap Inggris yang juga rival berat Verstappen itu.

Kini dari dua race awal sudah tampak jelas di mana kunci keunggulan Red Bull. Tak ada cara buat tim lain selain berbenah seperti diutarakan Stella. Kabarnya Mercedes sudah mulai bergerak mengubah konsep dan desain W14 untuk Hamilton dan George Russell.

Dan, mobil baru ini diharapkan sudah siap saat memasuki sirkuit-sirkuit tradisional Eropa mendatang. Dimulai dengan seri Emilia Romagna di Imola, 21 Mei 2023.  Bisakah mengejar Red Bull? (rn)

 

 

TERKINI
GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Bocor, Motor Listrik TVS iQube Terbaru Akan Rilis Dengan Harga Rp 50 Jutaan, Berikut Spesifikasi Lengkapnya! Riding Clan of Classy, Ekspresikan Anak Muda Pengguna Yamaha Fazzio Hybrid di Surakarta Tekiro Adakan Servis Gratis di Kampus ITS Surabaya, Incar Terpelajar