Selasa, 02/05/2023 00:08 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Bagi sebagian orang, bau mobil baru memang merupakan hal yang cukup menyenangkan. Mereka biasanya senang dengan `aroma` tersebut dikarenakan ada kepuasan tersendiri saat mencium bau mobil baru tersebut.
Namun, baru-baru ini ada sebuah laporan yang menyebutkan ternyata bau mobil baru bisa lebih memabukkan lantaran interior tersebut masih tersisa beberapa aroma kimia sisa produksi dari pabrik.
Dilansir dari Drive Australia, Institut Teknologi Beijing China, menemukan bahwa bahan kimia yang menciptakan bau mobil baru tersebut memiliki sifat karsinogenik, di mana zat kimia tersebut berpotensi beracun dan membahayakan terhadap kesehatan konsumen.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa studi terbaru dilakukan oleh tim ilmuwan di China yang menganalisis kadar bahan kimia yang menguap pada suhu kamar, dikenal sebagai senyawa organik Volatil (VOC) yang terdapat di dalam mobil baru.
Siap-Siap, Chery TIGGO 5X Segera Meluncur Akhir Bulan Ini!
MMKSI Luncurkan Pajero Sport dan New Xpander Cross Limited Edition, Hanya 800 Unit di Indonesia!
BYD Meluncurkan Konsep Mobil Listrik Terbaru Ocean-M di Beijing Auto Show 2024, Ini Keunggulannya
Zat VOC tersebut dikelyarkan oleh bahan kulit, plastik, dan vinil serta perekat sealant dan pembersih kaca pada interior mobil baru. Resiko pelepasan bahan kimia ini dapat meningkat karena interior mobil semakin panas, seperti saat di parkir di bawah sinar matahari dalam waktu lama.
Meskipun penelitian tersebut tidak secara langsung membahas masalah kesehatan yang terkait dengan penghuni mobil yang terpapar bahan kimia organik, tim peneliti mengatakan bahwa senyawa tersebut dapat terus menguap setelah periode pengujian 12 hari – berpotensi menimbulkan risiko jangka panjang.
Tingkat VOC yang dipancarkan juga ditemukan cukup menyebabkan kantuk dan kelesuan pada orang yang hanya menghabiskan waktu 10 menit di dalam mobil baru, sementara racun tertentu sebelumnya dikaitkan dengan kanker dan kelainan janin.
“Bau mobil baru bukannya tanpa risiko – kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa bagi sebagian orang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti pusing, mual, dan sesak napas,” jelas Oliver Jones, Profesor Kimi di RMIT University of Melbourne. (sya)