Jum'at, 05/02/2016 16:52 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Sebuah fakta menarik diungkapkan oleh Sekertaris Jenderal GAIKINDO, Noergadjito, terkait produk otomotif yang dibawa dari luar masuk ke Indonesia (CBU). Disebutkan Noergadjito, merek otomotif apapun yang jualan di Indonesia, selama tidak berminat untuk melakukan lokalisasi, maka produk tersebut akan susah bersaing.
"Kalau tidak lokalisasi, tidak akan bisa bersaing. Impor dari Thailand atau Malaysia sekalipun, pasti jatuhnya akan mahal dijual di Indonesia," sebut Noergadjito. "Paling minimum akan lebih mahal 7 persen. Lah kalau harganya 300 juta-an, 7 persen dari 300 juta kan lumayan, bisa beli 4 buah ban," celetuk Noergadjito.Menurutnya berbagai macam biaya yang dibebankan saat kendaraan tersebut masuk Indonesia menjadi alasan tingginya harga kendaraan CBU. Apalagi dengan nilai tukar Dollar yang seperti sekarang, membuat pemain kendaraan impor harus tahan nafas.Dengan kondisi seperti ini (harga yang tidak kompetitif), beberapa Agen Pemegang Merek (APM) yang hanya mengandalkan penjualan produk CBU akhirnya sulit untuk bersaing. Beda dengan merek mobil yang sudah punya kegiatan manufacturing. Meski kondisi pasar sulit, namun harga mereka masih bisa bersaing.
GIIAS 2024 Siap Digelar Pada Bulan Juli, Ada Tambahan Hall Baru di ICE BSD City Tangerang
Gaikindo Optimis Penjualan Mobil Pada 2023 Bisa Tembus 1 Juta Unit, Seperti Tahun Sebelumnya
Bak Jadi Fenomena, Mobil Ini Sangat Laris di Pasar Otomotif Indonesia Dengan Penjualan Selalu Meningkat, Simak Alasannya