MotoGP 2023: Jorge Martin Persiapkan Senjata Baru Untuk Menaklukkan Fransesco Bagnaia di 4 Round Terakhir

Minggu, 22/10/2023 23:47 WIB

mobilinanews (Australia) - Sial dan salah, sama-sama berefek negatif. Dua kata itu jadi pelajaran penting Jorge Martin dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2023. Peluang masih terbentang meski defisit 27 poin dari Francesco Bagnaia.

Jatuh di GP Indonesia dan pembatalan sesi Sprint Race GP Australia (Minggu, 22/10) hanyalah sial semata di mata Martin.

Pembalap tim Pramac Racing itu menyebut pilihan soft tyre di Indonesia bukan penyebab dirinya klontang saat memimpin balapan.

"Tapi, gagal di main race GP Australia adalah 100% kesalahan menggunakan ban lunak," katanya.

Ia akui strategi gunakan ban lunak adalah keinginannya sendiri karena tak yakin dengan ban medium. Ia satu-satunya pembalap baris depan yang gunakan ban lunak itu, sedangkan yang lain gunakan spek medium. 

Bukan hanya Bagnaia, Marc Marquez dan Luca Marini pun kaget dengan pilihan Martin. Sebab, tingkat abrasi aspal sirkuit Philip Island secara teori hanya memungkinkan ban lembut bertahan hanya 19 laps, sedangkan durasi main race berlangsung 27 laps.

"Itu perjudian gila-gilaan, susah dimengerti," komentar Marini, rider tim VR46 Ducati.

Benar saja. Martin merasa ban belakangnya mulai drop sejak laps ke-25. Keunggulan yang tadinya 3,4 detik pelan-pelan melorot.

Dan, puncaknya di lap terakhir, posisi terdepannya disalip 4 pembalap sekaligus - Johann Zarco (Pramac), Bagnaia (Ducati), Fabio Di Giannantonio (Gresini Ducati) dan Brad Binder (KTM). 

"Kesalahan saya pakai ban lunak. Tapi, kalaupun pakai ban medium mungkin saja hasilnya sama, kita tak tahu. Dua kejadian di Indonesia dan Australia akan  mengubah cara saya mengikuti 4 balapan sisa tahun ini," kata Martin.

Perubahan pertama adalah semakin fokus saat balapan agar kesialan di GP Indonesia tak terulang. Yang kedua adalah tak lagi menuruti kata hati sendiri untuk memilih strategi ban. Harus mengintip pula pesaingnya menggunakan ban apa.

"Ibarat perang, setidaknya saya harus menggunakan senjata yang sama dengan musuh."

Ia berterus terang mulai GP Thailand nanti hingga seri Malaysia, Qatar dan Valencia, Martin akan berpatokan pada ban yang digunakan Bagnaia sebagai rival berebut gelar tahun ini.

"Jika saya dan tim tak benar-benar yakin dengan strategi sesuai data teknis maka seridaknya saya harus gunakan taktik yang sama dengan Pecco," tandasnya.

Meski frustasi dengan hasil dua race terakhir, Martin mengaku tak kehilangan spirit dan motivasi memasuki 4 race sisa. Ia yakin punya speed lebih mumpuni dibandingkan Bagnaia.

Dan, gap 27 poin itu masih sangat mungkin dikejar dalam 8 race sisa (4 main race dan 4 sprint race).

"Saya rileks tanpa beban mental. Saya pembalap pabrikan yang tak punya kewajjban menjadi juara dunia. Beda dengan Pecco selaku rider pabrikan dan juara dunia bertahan. Beban mental ada pada dirinya."

Sama-sama menggebar motor spek sama, Desmosedici GP23, saat ini Martin memang lebih kencang dari Bagnaia. Ia sama sekali tak punya keluhan teknis.

Beda dengan Bagnaia yang  belakangan kesulitan di zona pengereman dan grip roda belakang.

"Saya pembalap kencang di akhir pekan. Kalah dengan cara seperti di Indonesia dan Aistralia sangat menyakitkan. Itu tak boleh terjadi hingga Valencia."

Tentu akan ada resiko tersendiri jika Martin nantinya benar-benar gunakan senjata baru berupa kesamaan strategi dengan Bagnaia. Menarik dinanti apakah ia konsisten atau tidak. Pasalnya, ke-4 seri akhir itu semuanya vital buat Martin.

Sekali lagi saja salah strategi,  bakal sangat mahal harganya. (rn)

 

 

TERKINI
NETA Auto Indonesia Kasih Testimoni First Impression NETA V-II di Acara NETA Customer Gathering 2024 Nikmati ALVA Experience Center di Gading Serpong O-UNIVERSE, Sebuah Ekosistem Fashion dan Teknologi OMODA untuk Kemajuan Dunia Seorang Ketua Pengda dan 3 Ketua Pengcab HDCI Dilantik Bersamaan Pada Halal Bihalal HDCI di Sinar Mas Land Plaza