Mengenang Ferry Asmasoebrata : Memborong 4 Trofi Bhayangkara Race 1984 di Sirkuit Ancol, Mobil Gantian Dengan Alex Asmasoebrata

Minggu, 14/01/2024 17:08 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Bpk. S. M. Ferry Asmasoebrata (pembalap dan perally Indonesia era 80) pada Minggu, 14 Januari 2023 pukul 06.08 WIB karena sakit.

Jenazah disemayamkan di rumah duka: Jl. Regensi Kebun Jeruk Kav. 5A, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Jenazah almarhum dikebumikan di pemakaman keluarga Sumedang, Jawa Barat, pada sore ini.

Ferry Asmasoebarata adalah perally dan pembalap tahun 80 - an, adik kandung legenda balap mendiang Alex Asmasoebrata yang telah berpulang pada 2 Januari 2021 lalu juga karena sakit.

Mendiang Ferry meninggalkan 3 orang anak yaitu Aldita Siti Fauziah, Aldino Ramasyah dan Aldian Farah Az Zahra. 

Lalu, Nur Resky (menantu), cucu cucu : Aleena Sheeva, Alluca Shann dan Fahmi Albar Alfarizki.

Aldino adalah yang mengikuti jejak balap Ferry sebagai pegokart.

Salah satu cerita menarik tentang kiprah Ferry terjadi pada kejuaraan balap Bhayangkara Race 1984, 30 Desember di sirkuit Ancol Jakarta Utara.

Di balapan itu, Ferry bersama sang kakak, Alex Asmasoebrata berhasil memborong 4 piala dengan menggunakan 1 mobil secara bergantian : Datsun SSS.

Penyelenggara Bhayangkara Race adalah tokoh kawakan Tinton Soeprapto. 

Seperti dikutip Tabloid BOLA edisi no. 46, Jumat 11 Januari 1985, itu menjadi balapan istimewa bagi pembalap kakak adik Alex dan Ferry Asmasoebrata.

Dalam Grup A Bebas sd 1600 cc, Alex tampil sebagai pemenang mengalahkan Indra Saksono (Honda Civic) dan Evie Bahar (Honda Civic).

Pada Grup 1600 cc ke atas, Alex kembali merebut gelar dengan mengalahkan dua pembalap yang lebih berpengalaman, Sidarto SA (Datsun) dan Aswin Bahar (Honda Civic).

"Yang lebih membuat saya puas, saya juga mencetak best time 2 menit 15 detik satu putaran. Ini rekor baru karena best time sebelumnya 2:18," tutur Alex.

Dalam nomor FFA (Free For All) Alex tak ambil bagian, meski sebetulnya ia sangat ingin. "Soalnya kalau saya ikut, banyak pembalap tidak mau turun. Jadi saya menarik diri," tukasnya.

Toh piala juara untuk nomor paling bergengsi itu tidak lari ke mana-mana. Di situlah Ferry, sang adik muncul siap ngegas dengan mobil yang sama. Andalkan Datsun SSS dan hasilnya sama sekali tidak mengecewakan.

Itu menjadi piala kedua bagi Ferry pada Minggu yang cukup ramai di sirkuit Ancol.

Sebelumnya, ia bertarung gigih dan memimpin sejak putaran pertama pada Grup A kelas 1301-2500 cc, tapi harus puas dengan kedudukan kedua di bawah Sunandi (Honda Civic) dan di atas Channy (Mazda 323).

"Itu kesalahan saya sendiri. Tapi panitia juga ngawur, membuat perubahan panjangnya balapan tanpa pemberitahuan," ujar Ferry.

Menurut rencana semula, nomor itu dipertandingkan 8 putaran, tapi tiba-tiba diperpendek jadi 6 putaran.

Ferry, yang tak mengetahui perubahan itu, santai saja membetulkan kerusakan mobilnya di putaran 5 dengan keyakinan akan bisa menyusul semua lawannya dalam tiga putaran terakhir.

Ternyata balapan hanya tinggal satu putaran.

"Penyelenggaraan balap kita memang masih semrawut. Semangat orang seperti Tinton memang harus diakui, tapi sebaiknya disertai dengan pengorganisasian yang lebih rapi. IMI memang harus lebih aktif," komentar Alex yang pernah menjadi siswa Sekolah Balap Brands Hatch di London, 1979.

Selain kesemrawutan pengorganisasian seperti dialami Ferry tadi, pangaturan mobil di pit, penjadwalan balapan yang pasti, dan pemberian hadiah yang tak berimbang juga dianggap Alex sebagai kelemahan dalam dunia balap nasional.

Hadiah yang diberikan panitia untuk para pembalap juga dinilai kurang menarik.

Hadiah juara I seperti yang direbut Alex dan Ferry itu misalnya, hanya Rp 79.000. "Padahal uang pendaftarannya Rp 42.000. Yah, memang masih ada lebihnya, tapi gak sebanding."

Bagi Alex dan Ferry sendiri sebenarnya tak begitu jadi masalah. Pasalnya, dari PT. Dian Wasana mendapat bonus yang cukup besar.

Itulah juga yang menghiburnya dan sekaligus menantangnya. Sebab dengan uang bonus dan sponsor itu, baik Alex dan Ferry bisa terus berprestasi, setidaknya sepanjang tahun itu ketika istrinya masih memberi izin ikutan balap. (bs)

 

 


 

TERKINI
Motor Ikonik Honda Super Cub C125 Tampil Dengan `Baju` Baru Lexus LX 600: Pertunjukan antara Kemewahan dengan Performa Superior di Kelas SUV Harley Davidson Model Heritage Classic 114, Melangkah ke Masa Lalu dengan Gaya Masa Kini WRC 2024 Rally Portugal: Ogier Melayang dan Menang, Tapi Toyota Dikalahkan Hyundai di Klasemen Konstruktor