F1 2024 : Skandal Christian Horner di Red Bull Racing, Buntut Perebutan Pengaruh Geng Thailand dan Austria

Kamis, 22/02/2024 13:41 WIB

mobilinanews (Inggris) - Gonjang-ganjing skandal di tubuh Red Bull Racing belum juga dingin, bahkan semakin panas jelang awal kompetisi F1 2024. Isu pelecehan kini bergeser ke isu perebutan kekuasaan di Red Bull Gmbh.

Team Principal RBR Christian Horner dituduh berbuat kasar dan tak senonoh kepada para karyawan RBR. Bahkan ada selentingan terjadi pelecehan seksual.

Kasus ini pun jadi perhatian serius Red Bull Gmbh yang merupakan perusahaan induk RBR di Austria. 

Investigasi internal sudah berlangsung, melibatkan para pengacara kondang di kedua belah pihak. Jika terbukti salah, Horner sangat berpotensi out dari jabatannya.

Para pengganti pun sudah masuk list, termasuk Helmut Marko dan Adrian Newey meski keduanya bilang tak berminat menjadi team principal baru.

FIA pun sudah menyebut itu sepenuhnya urusan internal Red Bull Racing dan berharap cepat terselesaikan agar persiapan tim masuk musim 2024 tak terkendala.

Belum ada hasil investigasi yang diliris. Tapi, Horner sudah berulangkali membantah apa yang dituduhkan kepadanya. Ia bersikeras tak akan mundur dari jabatannya. 

Bahkan memastikan ia akan hadir di Bahrain nanti untuk tes resmi F1 sekaligus seri pembuka musim kompetisi 2024.

Di tengah ketidakjelasan itu, muncul hal baru yang mewarnai kasus pelecehan  yang pertama kali diapungkan outlet Belanda, De Telegraaf.

Mantan pembalap yang kini jadi pengamat, Frans Verschuur, menyebut media terlalu banyak berfantasi seputar isu tersebut.

Ia malah menyebut bahwa isu Horner ini adalah bagian dari perebutan kekuasaan di Red Bull Gmbh pasca kematian Dietrich Mateschitz pada 2022 lalu.

Seperti diketahui, Mateschitz mengembangkan Red Bull di Erropa  dengan dasar pengembangan produk Krating Daeng (Thailand) milik Chaleo Yoovidhya. Thailand punya 51% dan Austraia sisanya.

"Thailand ingin ambil kendali lebih banyak. Horner bersama mereka. Di sisi lain, Marko (Helmut) berada di pihak Austriia," terang Verschuur lewat sebuah podcast di Belanda.

Analisa Verschuur sangat menarik karena ada benang merahnya dengan isu pemakaian Helmut Marko pada akhir musim 2023 lalu.

Sahabat karib Mateschitz itu sempat diisukan konflik dengan Horner. Tak lain karena Horner sebagai team principal merasa banyak diintervensi Marko sebagai penasehat senior tim.

Saat itu Marko hanya berkomentar, "Saat ini banyak yang ingin membangun kekuasaan baru sejak kematian Mateschitz."

Lebih lanjut Verschuur bilang FIA tak akan bertindak lebih keras sepanjang kisruh di Red Bull Racing tidak menggangu awal kompetisi 2024 dan sepanjang kasus itu tak membawa citra buruk kepada F1. (rn)

 

 

 

TERKINI
Nikmati ALVA Experience Center di Gading Serpong O-UNIVERSE: Sebuah Ekosistem Fesyen dan Teknologi OMODA untuk Dunia NETA Auto Indonesia Kasih Testimoni First Impression NETA V-II di Acara NETA Customer Gathering 2024 Motor Ikonik Honda Super Cub C125 Tampil Dengan `Baju` Baru