F1 2024 Arab Saudi: Darurat di Red Bull Racing, Helmut Marko dan Max Verstappen Berpotensi Keluar

Sabtu, 09/03/2024 13:12 WIB

mobilinanews (Arab Saudi) - Skandal di tim Red Bull Racing (RBR) bergerak semakin panas dan kasar. Sasaran tembak manajemen pusat kini bergeser ke Helmut Marko, bukan lagi Christian Horner. Max Verstappen pun bereaksi sangat jelas dan keras.

Marko, Senior Advisor RBR, kini dalam situasi darurat. Jabatannya sedang di ujung tanduk. Terancam dipecat. Setidaknya, ia tak akan hadir di GP Australia nanti. Itu pengakuannya seperti dikutip dari berbagai media motorsport  internasional.

"Tak ada kepastian saat ini. Mungkin saja saya tak lagi terlibat pada seri berikutnya. Tapi, pada akhirnya, saya sendiri yang akan menentukan masa depan saya," kata Marko.

Situasi dan pernyataan Marko terkait dengan perkembangan skandal internal di RBR yang bergulir semakin liar. Skandal yang tadinya hanya dugaan pelecehan oleh Team Principal RBR Christian Horner terhadap karyawan, bahkan ada dugaan pelecehan seksual, kini beralih pada perebutan kekuasaan di elit Red Bull GmbH sebagai perusahaan induk yang membawahi RBR.

Perebutan kekuasaan itu sejak bulan lalu sudah dikumandangkan Marko yang notabene adalah orang kepercayaan pendiri perusahaan, Dietrich Mateschitz,  yang meninggal dua tahun lalu.

Ancaman terhadap posisi Marko disebut datang dari CEO Red Bull GmbH Oliver Mintzlaff.  Sang CEO dikabarkan hadir di GP Arab Saudi untuk bertemu khusus dengan Marko.

Media berspekulasi pertemuan ini akan menentukan masa depan Marko di dalam tim. Sang CEO disebut tak nyaman dengan situasi tim saat ini dengan adanya kebocoran informasi kepada media.

Dan, Marko adalah pihak yang dicurigai sebagai pembocor mengingat langkahnya yang selama ini acap bicara kepada media, padahal secara organisasi ia bukanlah orang yang punya tugas sebagai juru bicara tim.

Seperti diketahui, Red Bull GmbH sudah menghentikan investigasi terhadap Horner lewat tim penyelidik independen.  Tapi, sehari kemudian, beredar bukti percakapan dan foto Horner dengan seorang wanita. Materi ini adalah sebagian bukti dalam kasus Horner yang kemudian menjadi perbincangan publik karena dikirimkan oleh pihak tak dikenal kepada sejumlah tokoh F1 dan media motorsport.

Sepertinya pihak Red Bull GmbH mencurigai Marko terlibat dalam penyebaran materi itu. Pria Austria 80 tahun itu juga diduga sebagai orang yang membocorkan klausul kontrak Verstappen yang menyebut Verstappen boleh keluar dari RBR jika Marko tak lagi di dalam tim. Dan, topik inilah yang akan jadi bahasan Mintzlaff dengan Marko.

Situasi tim disebut darurat karena inilah kali pertama Max Verstappen berkomentar panjang soal skandal dalam timnya. Tak lain karena ada potensi hukuman yang akan diterima Marko, sosok penting dalam perjalanan Verstappen di ajang balap F1.

"Marko adalah figur yang sangat saya hormati. Apa yang kami raih bersamanya dalam tim ini sangat jauh dari yang direncanakan. Ia salah satu pilar dalam tim ini, ia membangun tim bersama Mateschitz sejak hari pertama. Jika satu pilar rusak maka yang lain pasti terpengaruh," kata pembalap Belanda yang sejak usia 15 tahun sudah dibina oleh Marko ini.

"Sangat penting buat tim maupun saya untuk mempertahankan Marko. Loyalitas saya kepadanya sangat tinggi. Ia pun loyal kepada tim dan semua orang di dalam tim. Anda harus beri apresiasi tinggi terhadap semua yang sudah ia lakukan."

"Buat saya sangat jelas, Marko harus bertahan dalam tim. Ia faktor penting bagi saya dalam mengambil keputusan untuk masa saat ini maupun masa depan," tandas Verstappen yang juga acap terbantu oleh radikal strategi balap yang diberikan Marko, salah satu contoh yang membuat Horner tahun lalu diduga berusaha mendongkrak Horner karena acap ikut campur dalam operasional tim.

Pernyataan tegas Verstappen jelas mempertegas sikapnya. Sikap yang diduga sama dengan klausul tertulis di dalam kontraknya hingga musim 2028 di Red Bull. Jika Marko out dari tim maka saat itu juga Verstappen berstatus free agen dan bebas hengkang ke tim lain.

Sikap tegas Verstappen jelang pertemuan Mintzlaff dengan Marko patut diduga sebagai peringatan keras Verstappen atas konsekuensi jika Marko dihukum. Mintzlaff kini harus menimbang mana yang lebih dibutuhkan tim, Horner atau Verstappen sebagai bintang tim?

Pasti tak mudah buat Mintzlaff.  Bagaimana pun Horner sangat sukses membangun RBR sejak kali pertama tim dibentuk pada 19 tahun silam dengan mengambil alih kepemilikan tim Jaguar di F1. Bukan hanya sukses meraih 7 trofi juara dunia pembalap lewat Sebastian Vettel (4) dan Verstappen (3), Horner juga sukses membangun RBR lebih dari sekadar tim balap. 

Proyek Red Bull Power Train yang tengah dikembangkan Horner adalah sebuah masa depan cerah perusahaan. Tak hanya nantinya RBR menjadi pembuat dan pemasok mesin F1, tetapi juga mantinya memproduksi mobil supercar komersial. 

Yang tak kalah seru adalah ikut campur tangannya ayahanda Verstappen, Jos Verstappen, dalam persoalan ini. Ia sebut Horner yang harus keluar dari tim agar tim tidak terpecah.

Jika Horner bertahan maka Jos berjanji akan membawa anaknya ke tim lain. Dan, saat sama, beredar fotonya ketemuan dengan Team Principal Mercedes Toto Wolff. Membuka spekulasi Verstappen akan ke Mercedes menggantikan Lewis Hamilton yang sudah pasti di Ferrari pada 2025. (rn)

 

 

 

 

TERKINI
Mengenal Sea Lion 07 yang Resmi Diluncurkan, SUV Revolusioner dari BYD dengan Teknologi Canggih Trump Berjanji Membatalkan Aturan Promosi Kendaraan Listrik Biden Mazda CX-5: Eksklusivitas dan Keunggulan dalam Sebuah SUV, Bikin Brand Korea Minder Hyundai Motor Indonesia Gelar Program Roda Keberuntungan, 12 Unit Mobil Listrik IONIQ6 Hadiahnya