Sisi Safety Mobil F1 Selamatkan Alonso Dari Insiden Maut

Rabu, 23/03/2016 02:00 WIB

mobilinanews (Australia) - Balapan memang berbahaya, itulah slogan bila Anda sering pergi ke berbagai sirkuit balap di belahan dunia. Cedera berat bahkan kematian mengintai para pebalap saat berlomba.

Namun dalam F1 Australia 2016 yang digelar Minggu (20/3) lalu itu memang hampir terjadi dan melibatkan 2 pebalap sekaligus. Adalah Fernando Alonso yang selamat dari kecelakaan itu.

Pebalap Mclaren Honda itu baru keluar dari pit di lap ke-17 mencoba menyalip Esteban Gutierrez (Haas-Ferrari) menuju tikungan 3.  Dia yang saat itu hendak memasuki titik pengereman tikungan berpindah jalur ke sisi luar. Sementara Gutierrez yang masih memakai ban lama juga manuver ke sisi yang sama.

Tak pelak ban depan kanan Alonso pun menabrak ban belakang kiri pebalap Meksiko itu.  Sontak mobil McLaren Alonso ‘terbang’ dan terguling hingga ke gravel.  Akibatnya, bendera merah dikibarkan, pertanda lomba dihentikan sementara selama 15 menit.

Ajaibnya, Alonso masih selamat dan sempat bersalaman dengan Gutierrez seakan tidak terjadi apa-apa. Insiden tersebut tidak mengakibatkan luka apapun pada kedua pebalap tersebut.

Menurutnya, keselamatan pada mobil F1 kali ini lebih baik dari bentuk lama yang telah dihentikan sejak 2008 silam. "Saya sudah berkali-kali menghabiskan hidup dalam ajang balap ini. Sayajuga berterima kasih kepada McLaren dan FIA untuk keselamatan pada mobil ini. Juga rekan dan penggemar atas perhatian dan dukungan tanpa syarat," ujar Alonso, juara dunia 2 kali itu melalui crash.net.

Rekan setimnya, Jenson Button takjub melihat rekan setimnya selamat dalam kejadian itu. PebalapInggris itu berkata.  "Saya tidak melihat kejadian tersebut, yang saya lihat hanya bendera merah dan tim yang mengatakan bahwa kedua driver dalam keadaan baik".

"Saya merasa aneh melihat bendera merah dan kemudian saya melihat Alonso berjalan keluar. Saya melihat insiden itu, saya sangat takjub melihat dia masih bisa selamat," lanjut Button.

Tahun lalu, F1 baru saja kehilangan pembalap muda Prancis, Jules Bianchi, yang meninggal dunia setelah mengalami koma cukup lama akibat mobilnya menabrak krane di GP Jepang 2014. Tabrakan maut yang merenggut nyawa Ayrton Senna di San Marino pada 1994 juga masih dikenang banyak orang.

Keselamatan lomba balap yang dikenal dengan nama jet darat kembali diuji dan sebelum musim ini digelar. Seluruh tim wajib memperbaiki rancangan mobil, salah satunya bagian hidung. Ukuran penampang hidung (nose tip cross section) tetap dipertahankan 90 cm2, namun posisinya bakal turun 135-220 mm di atas lantai dan lebar hidung tidak boleh lebih dari 140 mm.

Alhasil, balapan ini kembali dilirik pebalap karena FIA terus melakukan gebrakan dalam hal keselamatan agar nama baik balap F1 tidak tercemar dan ditinggalkan oleh pabrikan. (Teks Berto Pramadya)

 

TERKINI
Keuntungan Memiliki Wuling Cloud EV, Didukung Layanan Lifetime Core Component Warranty, Ini Penjelasannya Luthfi AB, Crosser Cilik Berbakat Dari Amuntai Kalimantan Selatan Dukung Jambore Nasional Mercedes-Benz Club Indonesia di Bali, Bamsoet : Bantu Pemerintah Promosikan Destinasi Wisata Brand GWM Resmikan Diler 3S Pertamanya di Indonesia