Sabtu, 26/03/2016 14:26 WIB
mobilinanews (Sentul) - Setelah 3 tahun menggelar sekolah balap, Honda Racing School (HRS) akan kejam. "Mulai seri I ini, kami akan lebih tegas terapkan aturan. Kami membina pembalap menjadi profesional. Bukan sekadar juara," jelas Sugeng Budiarto, dari Safety & Motorsport Astra Honda Motor kepada mobilinanews.
Realisasinya, pembalap HRS harus ikut peraturan. Aturannya seperti masuk tentara. "Di sini (HRS), pembalap bukan raja. Mereka harus ikut persiapkan motor. Dalam keseharian, makan harus tertib. Mereka bersihkan sendiri.
"Tidak boleh bawa HP ke sirkuit. Semua diawali dari disiplin," jelas Sugeng yang menerapkan psikotest untuk pebalap yang akan masuk Astra Honda Racing Team (AHRT). Kalau melanggar, HRS tidak ragu-ragu mengeluarkan pebalap yang nakal dari program.
Di event seri I HRS yang berbarengan dengan seri I IRS di Sentul (26-27 Maret), HRS menyertakan 16 rider. "Seri 2 akan ada 16 rider lain lagi. Jadi, seri I dan II itu seleksi untuk ikut seri III, IV dan V. Kami akan ambil 12 pebalap dari seri I dan II," papar Sugeng.
Sprint Rally : Bang Tanto Balap Dengan 3 Ban, Tody Irsyad Tanpa Power Steering, Ayah Anak Sama Sama Naik Podium Ke-2
Kejurnas Sprint Rally 2023 Malang : Eryanto Subaktiawan P2, Tody Irsya Ramadhan Alami Trouble Engine
Menjajal Wuling Alvez, SUV Compact Terbaru Dari Wuling Yang Value of Money
HRS jadi ajang AHM untuk menyaring pebalap Indonesia ke ajang yang lebih tinggi, yaitu Asian Dream Cup dan Asia Talent Cup. "Keduanya mengarah ke kejuaraan dunia MotoGP dan Superbike," tutup Sugeng.
Pantas Honda lebih kejam... (teks dan foto ASK)