Mimpi Tauco Custom Berawal Dari Limbah Tong

Minggu, 22/02/2015 18:56 WIB

mobilinanews.com, (Jakarta) – Layaknya Bumble Bee pada film Transformer, begitu pun dengan usaha yang dilakoni Topo Goedel Atmodjo (40) selaku punggawa  workshop modifikasi Tauco Custom yang membuat pairing Yamaha R25 dari selembar plat.Tauco Custom adalah salah satu rumah  modifikasi kondang  yang khusus menciptakan beragam model bodi motor, menggunakan plat baja.

 Menarik menyimak  kisah awal keintiman Topo dengan dunia modifikasi, yang diilhami oleh kakeknya yang berwirausaha merekondisi limbah tong menjadi plat baja yang multiguna.

 

topo

“Aku sudah dicekokin sama si mbah bikin plat dari tong bekas sejak SMP. Plat-plat ini kemudian dilanjutkan menjadi tembelan untuk bodi mobil yang telah keropos,” ujarnya kepada mobilinanews di bengkelnya  di gang Kriep, Jagakarsa, Jakarta Selatan (19/2).

Kebiasaan  pria nyentrik ini berjibaku dengan plat, menjadi kisah pahit yang berbuah manis ketika ia membulatkan tekadnya hijrah dari Solo untuk mengadu nasib di Jakarta tahun 1994. “Jujur, saya cuma modal tekad dan kreatifitas mengolah beragam item modifikasi body motor menggunakan plat, selanjutnya Tuhan yang atur,” ujarnya.

Diakui Topo, ide membuat kustom bodi motor menggunakan plat, awalnya dianggap sebagai hal yang bodoh dan norak oleh sebagian orang. Namun konsep yang keluar dari mainstream ini justru membuatnya mendapat pengakuan dari banyak pihak.

detail

“Ya aku terima aja ketika dibilang norak. Karena umumnya pelaku modifikasi bodi motor menggunakan material fiber dengan alasan bobot lebih ringan dan mudah dibentuk,” ungkapnya merendah.

Meski pun tidak lagi menggunakan plat dari limbah tong, pria yang sering dipanggil menjadi pembicara di sekolah-sekolah ini memilih menggunakan material galvanic 0,7 mili. Plat yang tidak mudah karat ini, mudah dibentuk dan cat lebih kinclong karena dapat bersenyawa dengan baik. Diakuinya plat hasilnya lebih baik dan tidak menurunkan gradasi warna dibandingkan menggunakan bahan fiber.

Setelah malang melintang dan menjuarai beragam kompetisi modifikasi, guratan kustom platnya mendapatkan pengakuan. Hasil karya Topo dihargai kisaran Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta-an per partnya (Yamaha R25).

manual

Harga yang tidak murah diandingkan dengan bahan fiber cukuplah beralasan. Dikarenakan Topo dan tim menggarap pairing secara manual alias handmade, tanpa bantuan mesin seperti di industri umumnya.

“Mulai bahan mentah yang digambar, pemotongan, pembentukan bodi, hingga finishing semua pakai otot dan otak. Menurutku ini adalah sebuah karya seni, dan tidak mudah,” ujar pria yang telah menelurkan banyak modifikator handal yang tersebar di seluruh Indonesia.

sratch

Atas imbas permintaan yang makin membludak, Topo yang gemar minum  kopi ini berniat melakukan transformasi bisnis, ke industri yang lebih besar lagi. Sebuah workshop besar telah dipersiapkannya di bilangan Depok, khusus untuk melayani permintaan pembuatan bodi motor, khusus menggunakan plat yang menjadi ciri khas guratan karyanya.

“Masa mau gembel terus, saatnya jadi entrepreneur untuk menuruti demand yang lebih besar lagi. Masih banyak sih cita-citaku, salah satunya mau merintis usaha konstruksi bangunan,” pungkas ayah dari Melida Wanita Hendarwesti (12) dan Julia Salwa Ethana(2) itu.

Tekadnya untuk maju bukan sekedar mimpi.  Terbukti saat ini  Topo dapat mengumpulkan omset kisaran Rp 50 juta – Rp 100 juta-an perbulannya.

Salut Bro!

TERKINI
PEVS 2024: NETA Auto Indonesia Catat Prestasi Gemilang dengan Penjualan 108 SPK, Ini Keunggulan yang Ditawarkan Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh WahanaArtha Ritelindo Rayakan Hardiknas dengan Program dan Promo Spesial GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia