Drive by Wire Mungkinkan Konsumsi BBM Calya dan Sigra 1 : 18; Tapi, Jangan Harap Digas Ngacir

Minggu, 02/10/2016 08:17 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Sebagai kendaraan berlabel Low Cost Green Car alias LCGC, Toyota Calya dan Daihatsu Sigra memang harus disematkan teknologi yang lebih maju. Tentu tujuannya menjaga performanya. Namun, pahami juga, bahwa semua teknologi tetap ada sisi baik dan buruknya.

Seperti pencangkokan teknologi Drive by Wire (DbW) di Calya dan Sigra. Meski bukan teknologi baru, ini kelas atas. Karena Toyota sudah mengaplikasi DbW di Innova sejak 2004. “Dulu, mobil yang kelasnya di atas Yaris, pakai teknologi DbW. Sekarang, Grand New Avanza dan Great New Xenia juga pakai DbW,” jelas Usman Adie, mantan Service Operation Manager Tunas Toyota, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sebagai pembanding, Datsun Go+ Panca, mobil sekelas Calya dan Sigra, belum pakai sistem yang pengendalian buka-tutup klep throttle body secara elektrik. Go+ masih mengandalkan mekanisme kabel untuk menghantarkan gerak tekan-lepas kaki pada pedal gas untuk membuka dan menutup klep di throttle body.

Dijelaskan juga oleh Usman Adie, dengan mengaplikasi DbW, kaki tidak secara langsung mengatur buka-tutup katup throttle body. Perintah dari kaki, diterjemahkan dulu oleh komputer di Electronic Control Unit (ECU). ECU membaca dulu situasi-kondisi mesin. Terutama putaran mesinnya. “ECU menyeimbangkan kondisi mesin dengan permintaan kaki. Setelah sesuai, baru secara elektrik memerintahkan throttle body untuk membuka atau menutup katupnya,” papar pria bertubuh langsing ini.

Teorinya, karena sudah sesuai, maka asupan bahan bakar dan udara menjadi pas dengan putaran mesin. Sehingga, tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran pun, jadi pas. Sebagai hasil akhir, didapat tenaga yang pas untuk mendorong mobil dengan konsumsi bahan bakar pun pas. Serba pas, ya…? Kayak promosi belanja paket hemat.

So, percaya deh, kalau Toyota dan Daihatsu mengklaim konsumsi bahan bakar kedua LCGC rasa MPV mereka di kisaran 1 : 18. Irit, Bos! Seliter bahan bakar beroktan 92 di tangki Calya dan Sigra, rata-rata bisa mengantar kita menempuh jarak 18 kilometer.

Ini efek baiknya. Dua jempol buat inovasi Toyota dan Daihatsu. Karena, dengan keharusan minum Pertamax yang harganya Rp 7.350/liter, toh ongkos bepergian dengan Calya atau Sigra, per kilometernya cuma sekitar 408 rupiah! Tetap lebih murah daripada naik angkot yang cuma 1 km aja kena ongkos Rp 3.000! So, jangan bikin malu, dengan memaksa mobil-mobil ini meminum Premium atau Pertalite, ya!

Lalu, efek buruknya apa? Nggak ada! Yang ada hanya kompensasinya. Ha ha ha…! Yang jelas, Calya dan Sigra yang cuma nyeruput Pertamax nggak akan bisa sekencang Lamborghini yang doyan nenggak Pertamax Turbo. Dengan dipasangnya sistem DbW, Calya dan Sigra nggak akan langsung ngacir begitu pedal gas dipijak dalam-dalam.

So, kenapa Calya dan Sigra nggak pakai kawat aja, untuk membetot katup throttle body? Nah, kalau ini, alasannya karena Toyota dan Daihatsu ingin menjaga performa terbaik dua line-up anyar mereka. Karena, dengan mesin imut 1.200cc, putaran mesin pasti harus lebih tinggi untuk mengail tenaganya. Kebayang deh, betapa borosnya Calya dan Sigra, kalau nggak pakai sistem DbW. Karena pengemudinya bakal menekan pedal gas dalam-dalam terus, untuk mendongkrak tenaga Calya dan Sigra.

Nah..., kalo gitu…, sabar-sabar aja, kalau mengendarai Calya atau Sigra. (Aries Susanto)

TERKINI
Suzuki Address 125 2024: Merangkai Unsur Khas Motor Matic Klasik dan Modern dengan Elegan Sambangi Tempat Bersejarah, Wahana Makmur Sejati Ajak Media City Touring Pakai Honda Stylo GT Radial Dukung Daihatsu Kumpul Sahabat Bekasi di Harapan Indah Bekasi Esok Chery dan Revolusi Produk di Beijing Auto Show 2024, Ada TIGGO 9 PHEV!