Perjalanan Marquez Merebut Juara Dunia MotoGP 2016 : Khawatir, Berjudi, dan Main Kalkulator

Senin, 17/10/2016 09:31 WIB

mobilinanews - Menyisakan 3 dari total 18 seri, dengan gelar juara dunia sudah digenggaman, membuat kita melihat seakan Marc Marquez mudah merebut kembali takhta MotoGP dari Jorge Lorenzo. Namun, sejatinya nggak segampang itu, Bro. Begini catatan mobilinanews, perjalanan Marquez menggapai mahkota Kelas Para Raja 2016.

Memulai musim 2016 dengan finish ketiga, sebenarnya cukup baik. Tapi, mengingat gimana Marquez harus berpindah dari sasis 2016 hasil revisi 2015 ke belulang 2016 hasil modifikasi dari motor 2014, kondisi Marquez agak meragukan. Apalagi juara seri I di Qatar, 20 Maret lalu adalah Lorenzo, yang notabene juara bertahan 2015.

“Aku sempat khawatir, memulai musim dengan kebingungan memilih sasis. Terutama karena musim lalu aku kesulitan karena masalah sasis. Dan aku pun harus memilih sasis yang berbeda dari Dani (Pedrosa, red),” papar Marquez.

Namun, tiga podium di 3 seri berikutnya, GP Argentina, GP Amerika dan GP Spanyol, dengan 2 kali finish terdepan, meletakkan Marquez sebagai kandidat juara 2016. Ditambah, ketidak konsistenan dua rivalnya, Valentino Rossi dan Lorenzo yang masing-masing tanpa poin di satu seri. Marquez pun memimpin klasemen mulai seri ke-2.

Marquez kembali was-was ketika mulai didera masalah ban di seri IV. Ketika balap di Le Mans (Perancis), Michelin tiba-tiba tidak cocok dengan RC213V bernomor 93. Ia pun mengakhiri lomba paling belakang. Masih untung dapat 3 poin tambahan. Karena hanya 13 pembalap finish. Toh, pembalap berjuluk Baby Alien itu kehilangan pucuk klasemen pada Lorenzo.

Beruntung Repsol Honda cepat menemukan solusi problem Michelin. Empat seri berikutnya, Marquez konsisten finish tiga kali sebagai runner-up di Mugello, Catalunya dan Assen, dan juara di seri IX, Sachsenring (Jerman).

motogp.jpg" style="border-style:solid; border-width:3px; height:600px; margin:3px; width:775px" />

Padahal, saat itu, Honda dan Marquez agak berjudi. Mereka ogah ambil opsi ban tengah-tengah buat Marquez. “Kami sampai pada kesimpulan, pakai kompon keras, atau soft. Tidak ada istilah intermediate,” kisah joki kelahiran 7 Pebruari 1993 itu.

Marquez kian tenang, kala dua rivalnya, Rossi dan Lorenzo punya masalah intern. Usai Lorenzo resmi menyatakan out dari Yamaha dan ke Ducati di GP Italia, doi terang-terangan ungkap ketidaksukaannya pada Rossi. Marquez pun dapat angin segar. Plus, Yamaha alami masalah dengan Michelin yang tak konsisten. Alhasil, Rossi dan Lorenzo menambah cacat. Dari 4 seri, masing-masing 2 kali finish tanpa poin.

Sejak itu, Marquez lebih kalem. So, bukan karena rider kelahiran Cervera, Spanyol 23 tahun lalu itu sudah dewasa. Melainkan tekanan mentalnya berkurang. Sehingga, Repsol Honda pun keluarkan kalkulator, agar Marquez berhitung peluangnya merebut kampiun. Sebab perolehan Marquez ketika itu sudah 170, selisih 48 angka dari Lorenzo dan 59 poin dari Rossi. Dengan sisa balapan separuh lagi, 9 seri!

Makanya, sejak GP Austria, hingga GP San Marino, Marquez tidak ngoyo. Ia hanya konsisten finish 5 besar. “Ketika selisih poin menjauh, aku memang lebih tenang. Aku kadang tidak balapan 100 persen. Tetapi, hasilnya malah 110%,” santai Marquez.

Dan, puncaknya ketika Rossi dan Lorenzo termakan senjatanya sendiri di Motegi. Nafsu memangkas poin sebanyak-banyaknya, membuat mereka bergelimpangan. Padahal Rossi sudah tau, bahwa aspal Motegi tidak sama di tiap tikungan. Lorenzo pun sudah dua kali jatuh saat sesi latihan bebas.

Tapi, sekali lagi, Marquez memang layak jadi juara dunia.  Dari 27 pembalap yang sempat berlaga di MotoGP 2016, hanya dirinya yang selalu mencetak poin di 15 seri yang sudah dijalani. Honda telah menolongnya jadi pembalap yang cerdas dengan skil luar biasa. (Aries Susanto)

TERKINI
WRC 2024 Portugal: Toyota Gazoo Racing Mainkan Duet Sebastien Ogier dan Kalle Rovanpera, Hyundai Munculkan Sordo Belkote Dukung Penuh JDM Funday 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit Lombok, Animo Tinggi Sportcar Jepang PEVS 2024: NETA Auto Indonesia Catat Prestasi Gemilang Cetak 108 SPK, Ini Fitur Unggulannya Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh