Prasetyo EM : Harus Akomodir Komunitas, Sadikin Aksa : Tak Boleh Lagi Berpikir Kelompok

Selasa, 18/10/2016 00:24 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Penyatuan IMI telah dilakukan pada acara Musyawarah Mufakat yang diselenggarakan caretaker Ketum IMI dan pejabat KONI Pusat di Hotel Ambhara, kawasan Blok M Jakarta Selatan, Senin (17/10) malam.

 

Mayjen Soewarno selaku wakil ketum KONI Pusat memberi arahan kepada ketua dan perwakilannya Pengprov IMI se-Indonesia. Bahwa penyatuan IMI ini telah didukung KONI Pusat, karenanya hasilnya termasuk pengurus PP IMI penyempurnaan nanri akan dikukuhkan induk organisasi olahraga di Indonesia itu.

Dalam Musyawarah Mufakat ini disepakati Sadikin Aksa akan menjadi ketum PP IMI hingga 2020 mendatang. Berikut petikan pernyataan Prasetyo Edi Marsudi dan Sadikin Aksa acara sesi preskon.


Prasetyo Edi Marsudi :  
Alhamdulillah, saya dengan pak Ikin bukan orang baru. Udah kayak adik saya, sahabat dan teman saya. Namun dalam organisasi sempat ada tidak kesepakatan.  Lalu pada tanggal 13 Oktober kemarin di hotel Century Jakarta tercapai kesepakatan dalam musyawarah mufakat untuk IMI ke depan. Mau dibuat apa ke depan.

Saya bilang : Kin, Beresin IMI, saya mendukung saudara Sadikin Aksa untuk membangun dan memimpin IMI sampai 2020.

Karena bukan apa-apa. Organisasi IMI besar dan harus semua komunitas diakomodir. Kepengurusan  harus yang mengerti dunianya. Di situ 13 Oktober ada kesepakatan-kesepakatan. Di pemerintahan aja lelang jabatan kalau nggak mampu apakah dipaksa lagi. Dan alhamdilllah Ikin menyepakati tentang yang bekerja dan tidak bekerja. Rembug nasional demi kepentingan dan kehebatan IMI di kemudian hari .

Sadikin Aksa :
Terima kasih pak Pras. Terima kasih teman-teman media yang hadir pada malam hari ini. Kesepkatan musyarawah dan mufakat adalah lanjutan dari pembicaraan antara  saya dan Pak Pras, gongnya ya pada 13 Oktober itu.

Buat apa ada perselisihan kalau IMI-nya nggak maju. Intinya, sama-sama pelaku otomotif, sama-sama ingin membesarkan IMI ke depan. Yang terjadi di belakang jadi pelajaran untuk kemjuan IMI ke depan.

Kami bicara dari hati ke hati sebagai teman lama untuk membicarakan IMI. Dan membuat sejarah baru buat IMI, di umur 110 tahun, dengan tidak boleh ada perselisihan untuk memajukan organisasi IMI.

Kami mencintai organisasi ini karena kami dibesarkan sebagai pebalap dari IMI. Kami sepakat tidak boleh berpikir pribadi, kelompok untuk kemajuan olahraga dan wisata IMI ke depannya.

Saya butuh dievaluasi. Pengalaman Pak Pras sebagai Ketua DPRD sangat dibutuhkan. Saya sebagai Ahoknya mohon diawasi. Kelompok yang memilih pak Pras dan yang memilih saya tidak boleh ada lagi. Berpikir satu membesarkan IMI.

Saya minta Pak Pras yang lebih senior dan berpengalaman dalam berorganisasi meng-guide untuk memajukan IMI. Melupakan ke belakang, lihat ke depan. Kalau lihat spion terus, nanti ada yang mau nyalip. Ayo, sama-sama memajukan organisasi yang kami cintai. (budsan)

 

TERKINI
AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil! Volta Ikut Hadir Meriahkan PEVS 2024 Dengan Luncurkan Warna Baru Tipe Mandala, Brilliant White dan Yellow! ALVA Umumkan Kerjasama dengan Bank BPD Bali, Permudah Elektrifikasi di Linkungan ASN Pulau Dewata Meneropong Target Penjualan Jutaan Unit Chery Secara Global