Syahrul Amin, A. M. Fadli dan Andi Gilang : Ubah Bugis Bukan Lagi Suku Pelaut

Sabtu, 05/11/2016 22:27 WIB

mobilinanews (Sentul - Bogor) - Bugis bukan lagi Suku Pelaut. Status baru disematkan tiga anak muda asal Makassar, Syahrul Amin, A. M. Fadli dan Andi Gilang. Ketiganya tidak lagi mendayung perahu Phinisi. Dengan prestasi ketiganya di atas motor, tak salah kalau kini Bugis jadi suku pembalap.

Saat ini Amin, Fadli dan Gilang jadi bintang balap motor di sirkuit permanen. Amin yang membela tim Yamaha Bahtera mengilap di kejurnas sport 150cc dan 250cc. Fadli lagi digosipin jadi rebutan pabrikan Kawasaki dan Yamaha. Sementara, Gilang bakal jadi pengganti Doni Tata dan Rafid Topan berlaga di ajang MotoGP kelas Moto3.

Tiga pembalap bersinar dari Sulawesi Selatan menarik perhatian pengamat balap motor. Salah satunya Eddy Horison, Ketua Biro Olahraga Roda Dua Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia. Menurutnya, kondisi balapan di Makassar dan sekitarnya, membentuk pembalap asal Sulawesi Selatan lebih tangguh.

“Di Makassar biasa balap di sirkuit dadakan, dengan lintasan seadanya, bisa dibilang nggak layak. Tapi, itu membuat Amin, Fadli dan Gilang punya nyali lebih. Skilnya juga terasah lebih matang,” ulas Eddy Horison ketika memimpin lomba seri V kejurnas Indospeed Race Series di Sentul, sabtu (05/11).

“Kami sih, biasa ketemu sirkuit yang kacau dan nggak layak. Pokoknya gas pol terus!” sahut Syahrul Amin.

Eits…, bukannya menganggap sirkuit buruk bisa membentuk joki andal, lho! Maksud Eddy, jika main di sirkuit tak layak saja, nyali mereka tak ciut, apalagi di Sentul!

Bukan cuma skil yang terbentuk dan jadi andalan pembalap asal Bugis seperti Amin, Fadli dan Gilang. Ibnu Sambodo, manajer tim Kawasaki Manual Tech juga punya opini.

“Mereka jadi cerdik. Otaknya lebih jalan karena terbiasa di sirkuit ala kadarnya. Bukannya pembalap asal daerah lain jadi nggak pintar. Tapi, otak pembalap Sulawesi jadi lebih terasah,” komentar Ibnu yang kini membina A. M. Fadli yang masih 16 tahun.

Tapi, Ibnu juga melihat ada yang lucu dari pembalap asal Makassar. “Biasanya, di tubuh mereka banyak bekas luka. Lha wong, sering jatuh kalau balap di daerahnya!” ujar mekanik asal Yogyakarta itu sambil terkekeh.

“Luka sih biasa. Tapi, dari tiap kecelakaan, ya saya belajar. Ambil pengalaman jika menghadapi situasi yang sama,” timpal Fadli.

Nah, Anggono Iriawan, manajer Astra Honda Racing Team dari PT. Astra Honda Motor juga setuju. “Skil Andi Gilang memang istimewa. Potensinya jadi juara juga ada karena nyalinya ada,” bilang Anggono yang mengasuh Andi Gilang.

Tapi, ada sifat asli suku Bugis terbawa pada Amin, Fadli dan Gilang. Iya, Bangsa Pelaut yang berani merantau. Mereka berani lanjutin karier di Jawa yang ketat persaingannya. “Mereka mau, dan berani berkembang. Mau meninggalkan tim yang membina waktu di daerah untuk prestasi lebih tinggi,” tuntas Eddy Horison.

“Kalau memang kami dipandang siap, kami juga harus siap secara mental dan mau belajar,” komentar Gilang ketika ditanya mobilinanews soal peluangnya melangkah ke ajang Moto3 pada 2017 nanti.

Nah…, bisa jadi bahan pelajaran pembalap muda dari daerah lain, nih! Ayo, asah nyali dan skil. Jangan takut hijrah ke Jawa! Siapa tau, lanjut ke MotoGP! (Aries Susanto)

TERKINI
Honda Resmikan Layanan Bodi dan Cat Baru di Mitra Lenteng Agung Depok Jawa Barat, Perluas Layanan Purnajual Hampir 100 Peserta Mengikuti Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang, Ini Daftar Pemenangnya Mendukung Pelari Perempuan Berprestasi, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Begini Cara "Kartini Zaman Now" Belajar Mengendarai Motor yang Aman Bersama Honda