mobilinanews (Jerman) - Terjawab sudah mengapa Sebastian Vettel sering menyambangi mobil-mobil rivalnya seusai balapan.
Mengamati dan bertanya banyak hal. Tak lain karena minatnya yang sangat besar soal mesin dan semua elemen pada mobil.
Bermain gokart sejak kecil dan sekolah umum di kota kelahirannya, Heppenheim, Jerman, Vettel mengaku ingin lanjut ke perguruan tinggi ambil jurusan Teknik Mesin.
Tapi, nasib membawanya ke blantika balap F1 dengan awal karir sebagai test driver tim BMW Sauber pada 2006.
Empat tahun kemudian ia menjadi juara dunia F1 termuda dalam usia 23 tahun 98 hari pada musim 2010 bersama tim Red Bull. Setelah itu ia berturut juara dunia lagi pada 2011, 2012, dan 2013.
Namun kemudian tak kompetitif di 2014, ia hijrah ke Ferrari pada 2015 hingga saat ini.
"Saya gagal kuliah mesin. Sejak lulus sekolah banyak minat lain yang saya kembangkan sampai sekarang. Tapi, keinginan menjadi mekanik selalu menjadi sesuatu yang membuat saya terpesona," katanya.
"Saya selalu tertarik untuk memahami bagaimana berbagai hal terjadi. Bagaimana segala sesuatu bekerja pada mobil dan satu sama lain berproses pada saat sama. Jadi, ini bisa menjadi profesi di masa depan," lanjut pembalap Jerman itu.
Itulah jawaban Vettel saat ada yang bertanya apa yang akan ia lakukan jika pensiun dari kancah F1. Jawaban itu tertuang dalam forum Q&A di kanal resmi Ferrari di twitter.
Jawaban itu sangat menarik dalam situasi terkini seputar masa depan ayah 3 anak itu karena kontrak berakhir di Ferrari pada akhir musim 2020.
Baru-baru ini dikabarkan ia ditawari kontrak baru hanya untuk setahun (2021) dengan jumlah bayaran lebih kecil dari sebelumnya.
Tawaran yang disinyalir akan ditolak Vettel dan disebut-sebut itu adalah cara Ferrari mengakhiri kolaborasi secara halus.
Tawaran Ferrari jelas menomorduakan dirinya dan menomorsatukan Charles Leclerc (sudah perpanjang kontrak di Ferrari hingga akhir 2024).
Keduanya pun tak harmonis sebagai rekan setim pada 2019. Karena itu banyak yang berspekulasi ia bakal out dari Ferrari.
Rumor lain, Vettel dikabarkan punya opsi berlabuh di tim McLaren dan Renault tahun depan. Jika ini diambil artinya ia harus siap menjadi pembalap medioker yang bertarung tanpa peluang berebut gelar dunia.
Siapkah ia dalam situasi itu, dengan status penyandang 4 gelar dunia?
Ia sendiri masih mendiamkan semua rumor yang beredar. Tenang saja soal masa depannya. Bisa jadi karena ia sudah punya rencana pasti: menjadi ahli mesin dan mekanik, sesuai cita-cita lamanya. (rnp)