mobilinanews (Jakarta) – Pereli senior Tony Hardianto yang telah berpulang pada Sabtu (12/9) lalu, sangat istimewa di mata Anthony Sarwono, sang navigator yang 8 tahun bersama.
“Saya mencapai prestasi terbaik di ajang reli ya bersama almarhum. Tiga kali juara nasional reli dan 4 kali juara nasional sprint rally,” ujarnya kepada mobilinanews.
Namun yang paling berkesan tentu saat masuk 10 besar seri World Rally Championship (WRC) di Perth, Australia, 1994.
“Pasalnya, perjuangannya berat saat itu. Reli dunia masih 28 SS (Special Stage) dan jarak di SS ada yang sampai 45 kilometer,” ungkap Wono, sapaan karibnya.
Bagaimana ceritanya bisa menjadi navigator Tony Hardianto?
“Waktu itu tahun 1991, almarhum memang cari navigator yang sudah ada pengalaman dibanding navigatornya yang sebelumnya. Saya waktu itu kebetulan kontrak sama Chandra Alim (tim Djarum) sudah habis,” tutur Wono.
Lalu apalagi kesan terhadap almarhum?
“Dia selalu baik sama teman-teman lamanya khususnya teman seperjuangan selama karirnya di reli. Dan teman-teman yang pernah berjasa dalam usaha dan bisnis,” cerita Wono lagi.
Lalu apakah almarhum yang pendiam dan tampak serius pernah marah?
“Iya dia pernah beberapa kali marah. Tapi marahnya ya wajar karena mas Tony orang yang betul-betul perfectionist. Jadi dia nggak bisa liat orang-orang dekat dia yang jorok atau teledor,” ungkap Wono.