mobilinanews (Bahrain) - Dari semua seri F1 musim 2020, perjalanan dari Bahrain ke Uni Emirat Arab adalah paling ketat. Karena itu, FIA tak bisa berbuat apa-apa jika Lewis Hamilton terkendala keluar Bahrain ataupun saat masuk UEA.
Khusus untuk perjalanan Bahrain - UEA, FIA mencarter khusus sejumlah pesawat. Rombongan khusus ini mendapat dispensasi dari pemerintah UEA melewati prosedur karantina beberapa hari yang diberlakukan UEA untuk setiap pendatang dari luar negeri.
Dispensasi itu yang tidak akan didapatkan Hamilton yang berangkat tersendiri dengan beberapa pendampingnya.
Pembalap Mercedes itu sendiri masih dalam program karantina mandiri 10 hari di Bahrain sementara tim sudah berada di UEA.
Masa isolasinya akan berakhir pada Kamis, 10 Desember 2020, hanya sehari sebelum latihan resmi GP Abu Dhabi di UEA dimulai. Saat itu juga ia harus tes ulang Covid-19 yang hasilnya paling cepat keluar pada Jumat.
Apapun hasilnya kemudian bergantung pada otoritas kesehatan Bahrain untuk mengizinkannya terbang ke UEA atau tidak.
Jika diizinkan maka prosedur masuk negara UEA juga bergantung pada negara tersebut. Hamilton harus tes ulang dan kalau pun negatif maka perlu izin khusus untuk melewati regulasi karantina buat pendatang.
"Yang utama adalah peraturan dari dua negara itu. Kami tunduk pada peraturan mereka. Kalau semuanya lancar barulah Hamilton harus ikuti regulasi lain yang ditetapkan FIA," kata Race Director FIA Michael Masi.
Regulasi itu adalah prokes standar FIA untuk tes Covid-19 sebelum masuk sirkuit dan keharusan pembalap ikut salah satu sesi latihan atau kualifikasi sebagai syarat ikut balapan.
Jika Hamilton tak bisa ikuti sesi latihan Jumat maka ia masih punya kesempatan ikut FP3 dan sesi kualifikasi pada Sabtu.
"Sepanjang ia memenuhi semua syarat itu tentu tak ada masalah. Jika tidak maka dari kami tak akan ada dispensasi," kata Masi. (rnp)