mobilinanews (Jakarta) - Pandemi COVID-19 telah mengubah cara individu beraktivitas, terutama di negara berpenduduk padat seperti Indonesia.
Menurut hasil riset “Indonesian Autos” yang dilakukan oleh HSBC Global Research, 90% responden Indonesia memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi dengan untuk terhindar dari virus corona.
Selain itu, muncul tren baru di kalangan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk usaha. Hal ini menjadikan prospek pasar mobil bekas tahun 2021 terlihat cukup menjanjikan.
Aditya Lesmana, Co-Founder CARRO menyampaikan bahwa situasi penuh ketidakpastian yang disebabkan pandemi ini justru menyebabkan terjadinya lonjakan jual beli mobil bekas.
Terlepas dari industri otomotif yang terpukul penyebaran pandemi COVID-19, saat ini sudah terlihat tanda-tanda yang menunjukkan penjualan mobil akan mulai pulih kembali dan diprediksi akan meningkat hingga 38,7% atau setara dengan 843.000 unit pada tahun 2021, menurut Research Specialist Mandiri Institute.
“Selama pandemi COVID-19, CARRO sendiri telah mengalami lonjakan permintaan sebesar 600% untuk mobil bekas bersertifikat yang dapat diuji coba dari rumah dan dibeli secara online,” ucap Aditya Lesmana pada preskon virtual Selasa (15/12/2020) hari ini.
Hendra Noor Saleh, pengamat otomotif dan Presiden Direktur Dyandra Promosindo menanggapi industri otomotif perlu melakukan transformasi digital agar dapat memenuhi
permintaan pelanggan di era digital ini.
“Di tengah tekanan yang diakibatkan pandemi
COVID-19, industri otomotif harus bergerak cepat dan bertransformasi secara digital. Melalui
penerapan teknologi akan muncul kekuatan baru bagi industri otomotif terutama dalam hal
meningkatkan kualitas pelayanan dan interaksi dengan konsumen,” ucap Hendra.
CARRO, portal jual beli mobil bekas terbesar di Asia Tenggara, merupakan pelopor transformasi digital pada industri otomotif.
Sejak awal didirikan, CARRO menawarkan solusi
inovatif bagi pelanggan untuk dapat membeli mobil bekas dengan aman dan nyaman langsung dari rumah mereka masing-masing atau melalui aplikasi Tokopedia.
Semua mobil dilengkapi dengan kode QR, yang dapat di-scan oleh pelanggan untuk melihat semua informasi kendaraan baik kondisi, fitur, histori, serta hasil inspeksi pada 150 titik, hingga informasi harga dan opsi pembayaran.
Semua mobil yang dijual juga di jamin bebas banjir, bebas kecelakaan, bukan mobil curian, odometer asli, dan dilengkapi dengan riwayat servis serta dokumen dan surat-surat lengkap.
Selain itu, pelanggan dapat melakukan test drive dan membeli mobil secara online tanpa harus
melakukan kontak fisik atau bertemu secara langsung dengan penjual.
Mereka hanya perlu memilih kendaraan sesuai dengan keinginan, dan CARRO akan mengirimkan mobil langsung ke rumah konsumen.
“Kami percaya bahwa pada tahun 2021, penjualan mobil bekas akan semakin meningkat,” kata
Aditya.
Dia telah melihat bagaimana bisnis beradaptasi dengan COVID-19 dan percaya setiap inovasi teknologi dapat mengatasi segudang tantangan yang muncul selama pandemi ini.
“Inilah mengapa kami terus berinovasi dan menempatkan teknologi sebagai yang terdepan
dalam bisnis kami, dengan peluncuran perangkat lock dan unlock jarak jauh untuk semua mobil
dan menguji coba aplikasi mobil revolusioner yang membebankan biaya premi asuransi mobil
berdasarkan pemakaian kendaraan,” tambahnya.
Dengan ditemukannya vaksin COVID-19, perekonomian Indonesia yang terkena dampak
diharapkan dapat kembali berangsur normal, termasuk industri otomotif.
Penelitian yang dilakukan Inventure menunjukkan bahwa 55,6% dari 627 responden menyatakan dalam waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, masyarakat akan lebih memilih untuk membeli mobil bekas.
Ini mungkin dapat menjadi awalan dari ledakan penjualan yang dipicu oleh virus Corona.
Di saat yang sama, tren penggunaan mobil untuk menjalankan usaha semakin meningkat, mulai dari menjual buah-buahan dan sayuran hingga kopi dan makanan ringan.
Hal ini menunjukkan jika sebelumnya sebuah usaha harus dijalankan dari bangunan fisik, kini masyarakat Indonesia justru melakukan inovasi baru dan memandang mobil tidak hanya sebagai alat transportasi tetapi juga sebagai “kendaraan” untuk memulai sebuah usaha.
“Memilih mobil bekas untuk memulai usaha memang menjadi opsi yang tepat, dikarenakan
harga dari mobil bekas sudah di bawah harga mobil baru, sehingga masyarakat bisa menikmati
manfaat yang sama, dengan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit. Namun, penting untuk
memastikan bahwa konsumen membeli mobil bekas siap pakai yang berkualitas tinggi daripada
mobil bekas murah yang memerlukan rekondisi dan perawatan ekstra yang membutuhkan
biaya cukup besar. Disamping itu pilihlah opsi pembiayaan yang sesuai dengan kondisi
finansial,” tambah Aditya. (wan)