mobilinanews (Inggris) - Tahun lalu McLaren menutup musim 2020 dengan posisi 3 Besar klasemen di bawah Mercedes dan Red Bull. Meninggalkan Renault sebagai pemasok mesin, tim Inggris ini lantas beralih ke Mercedes. Sangat beresiko?
Setelah terpuruk dengan mesin Honda, McLaren pindah ke pabrikan Renault dengan hasil top di 3 Besar. Sebuah prestasi yang sebenarnya tak terduga.
Karena itu ada kekuatiran pada 2021 ini tak bisa mengulang reputasi sama dengan pasokan mesin Mercedes. Padahal motivasi menggandeng pabrikan Jerman itu justru untuk menaikkan prestasi.
Team Principal McLaren Zak Brown, pergantian mesin itu sesungguhnya sangat beresiko bagi timnya, terutama di tahun pertama. Pasalnya kesempatan membangun dan menguji mobil saat ini sangat terbatas. Persiapan jelang kompetisi jauh dari ideal.
"Setiap kali terjadi perubahan mendasar maka selalu ada resiko pada masalah instalasi dan stabilitas. Ini membuat kami kuatir meski seluruh kru sudah berusaha sesiap mungkin," ungkap Brown.
Ia tegaskan perpindahan mesin ke Mercedes jelas dengan harapan baik ke level atas persaingan karena mesin Jerman itu terbukti dominan di kancah F1 dalam 7 tahun terakhir.
"Memang mungkin saja kami bisa mencapai tujuan. Tapi, juga sangat mungkin kalau kami turun kembali peringkat lima seperti sebelumnya. Saat ini memang kita tak tahu hasilnya, tapi kami yakin bisa meraih sukses dengan Mercedes," imbuh Brown.
Tahun ini tim legendaris Inggris yang sudah melahirkan banyak juara dunia F1 itu diperkuat oleh Lando Norris dan Daniel Ricciardo menggantikan Carlos Sainz Jr yang pindah ke Ferrari.
Kedua driver ini tentu turut bertanggung jawab soal naik tidaknya performa tim bersama mesin Mercedes. (rnp)