mobilinanews (Monaco) - Dua tahun gabung di Ferrari, Charles Leclrec jalani hubungan negatif dan penuh konflik dengan Sebastian Vettel. Belajar dari situ, pembalap asal Monaco itu tak ingin hal serupa terjadi dengan pembalap baru Ferrari, Carlos Sainz.
Harapan itu berkali-kali dilontarkan Leclerc sejak kedatangan Sainz. Dan, semakin penting ditegaskan karena dalam tes pra musim lalu ternyata ia kalah kencang dari Sainz. Putra pereli top Carlos Sainz Sr itu masuk 3 Besar tercepat sementara Leclerc terdampar di urutan 13.
Tak pelak lagi, beberapa media langsung menggorengnya menjadi tanda-tanda persaingan tak sehat nantinya. Terlebih lagi karena Team Principal Ferrari Matti Binotto sudah menegaskan tak ada perlakuan istimewa buat Leclerc, tak ada istilah pembalap utama dan kedua. Siapa yang lebih cepat, dia yang nomor satu.
"Saya banyak belajar dari musim sebelumnya. Saya juga salah tapi selalu belajar dari kesalahan itu," kata Leclerc.
Karena itu, ia berharap tak ada hal-hal bodoh yang terjadi antara ia dan Sainz meski di lintasan keduanya akan saling membuktikan yang lebih baik.
"Kami hampir seusia. Kami memiliki minat yang sama. Ini menjanjikan banyak kesenangan. Kami baik-baik saja dan sama-sama tak sabar bertarung di trek tanpa perlu melakukan hal-hal bodoh di lintasan," imbuh Leclerc seolah kilas balik dengan Vettel yang berulangkali punya insiden di balapan, termasuk tabrakan mereka di GP Brasil 2019.
Leclerc nmemastikan mentalitas dan motivasinya tak berubah meski kini dalam situasi yang berbeda di skuad The Prancing Horse. Begitu berada di dalam mobil maka satu-satunya keinginan adalah berusaha meraih kemenangan atau podium dengan mengerahkan seluruh kemampuan.
"Itu terjadi tahun lalu dan sekarang masih sama. Mentalitas saya tak berubah, motivasi saya masih sama," tegas Leclerc.
Kini bersama Sainz, Leclerc percaya dan semua orang di Ferrari tengah berada di jalan yang sama. Yakni mengembalikan Ferrari ke tempat semula di level atas kompetisi F1. (rnp)