mobilinanews (Jepang) - Hanya tiga pembalap rookie tahun ini di kancah F1. Ketiganya punya talenta hebat sebagai alumnus F2 musim 2020. Tapi, untuk berebut gelr Rookie of the Year, tak berlebihan kalau peluang terbesar jatuh kepada driver Jepang Yuki Tsunoda.
Dua pesaingnya sesama jebolan F2, Mick Schumacher dan Nikita Mazepin, bergabung dalam tim Haas. Keduanya adalah juara dunia F2 2020 dan pembalap peringkat 5. Sementara Tsunoda menyelesaikan musim itu di posisi 3 Besar meski hanya setahun di F2, sekaligus menjadi ruki terbaik.
Tapi, jelang kompetisi F1 saat ini Tsunoda ditempatkan sebagai favorit ruki terbaik, tak lain karena ia gabung dalam tim AlphaTauri yang dinilai lebih kompetitif dibandingkan Haas. Ini sudah dibuktikan Tsunoda di winter test Bahrain dengan posisi kedua tercepat di bawah Max Verstappen.
Menjadi pembalap paling mungil, 159 cm, di grid F1 saat ini Tsunoda menarik perhatian bukan hanya catatan waktunya saat tes meski menimbulkan kontroversi soal penggunaan sistem DRS yang salah.
Gaya balapnya yang super agresif, gagah berani bak seorang Samuari Jepang karena tak berpikir banyak soal resiko menjadikannya seorang momok di tengah balapan. Dan, gaya balap itu akan terus ia bawa ke F1 tahun ini.
"Saya akan kerahkan semua kemampuan yang bisa saya keluarkan. Saya tak takut bikin kesalahan. Pokoknya selalu menyerang karena yang saya perhatikan hanya pembalap di depan," tegasnya.
Sejak Kamui Kobayashi pada 2014, Tsunoda menjadi pembalap Jepang pertama di grid F1 di era mesin hybrid saat ini. Itu sebabnya komunitas motorsport Negeri Sakura itu kini berharap banyak kepada Tsunoda kembali mengibarkan bendera negerinya di F1.
Bakat, keberanian, prosesnya yang cepat mencapai F1, dan motivasinya menjadi inspirasi saat ini bagi para pembalap junior Jepang.
AlphaTauri dan Honda sebagai sponsornya tak menetapkan target khusus kepada Tsunoda di musim pertamanya. Bisa meraih poin saja sudah dianggap lebih dari cukup.
Tapi, bagi pembalap berumur 20 tahun itu, sangat tak cukup. Ia ingin tampil sebagai pesaing regular di level tengah kompetisi tahun ini alias rutin bertarung di zona poin 10 Besar.
"Yang paling saya tunggu adalah tampil perdana di GP Jepang, di hadapan bangsaku. Jika ada kesempatan naik podium di sana, maka seluruh yang aku punya akan dikerahkan.," tegasnya, seperti para pejuang Jepang masa lalu yang selalu siap menyabung nyawa demi martabat negerinya.
Jika mengamati gaya bertarung Tsunoda selama di F2, sepertinya karakter pejuang itulah yang ada pada dirinya. (rnp)