mobilinanews (Jakarta) - Mengawali tahun 2021, Shell Lubricants Indonesia mengiisiasi untuk mendukung perusahaan-perusahaan agar mendapatkan solusi lubrikasi secara menyeluruh (end-to-end) terhadap operasional mesinnya.
Untuk itu, mereka menghadirkan Shell Lubricant Solutions yang tidak hanya menyediakan produk pelumas berkualitas untuk keperluan industri, namun juga layanan inovatif untuk perawatan mesin, hingga pengetahuan tentang tren industri dan berbagai tantangan teknis.
President Director & Country Chair Shell Indonesia, Dian Andyasuri mengatakan hadirnya mesin-mesin industri yang canggih memerlukan perawatan dan berbagai solusi untuk mendukung efisiensi dan pertumbuhan bisnis.
"Dengan pengalaman panjang yang kami miliki, kami yakin Shell Lubricant Solutions dapat menjadikan Shell mitra strategis pemerintah serta para pelanggan kami dalam mendorong kemajuan industri tanah air dan siap menghadapi tantangan baru di masa depan,” kata Dian pada seminar Virtual bertajuk “Potential in Motion”, Kamis (25/3).
Andri Pratiwa, Director Shell Lubricants Indonesia memaparkan Shell Lubricants berkomitmen menghadirkan produk-produk berkualitas dan inovatif untuk mendukung kinerja mesin, termasuk mesin industri modern. Hal ini untuk mendukung Paris Agreement dan upaya pemerintah menahan laju pemanasan global.
Untuk itu, Shell meluncurkan rangkaian produk pelumas yang netral karbon (carbon neutral) di tahun 2021. Produk itu antara lain Shell Gadus S5, Shell Omala S4 WE, Shell Omala S4 GXV, Shell Mysella S5, dan Shell Rimula R6 LM.
Secara global, Shell menargetkan untuk menjadi perusahaan energi dengan emisi net-zero pada tahun 2050 dan berkomitmen melakukan carbon offset terhadap lebih dari 200 juta liter pelumas setiap tahunnya.
“Kami menyadari bahwa semakin banyak pelaku bisnis yang mencari solusi untuk menjalankan bisnisnya secara lebih ramah terhadap lingkungan. Karena itu, Shell ingin membantu dengan menyediakan rangkaian produk yang memungkinkan operasional bisnis sehari-hari mereka berjalan lebih efisien dan rendah emisi,” ujarnya. (Elk)