mobilinanews (Inggris) - Dominasi Mercedes di F1 sejak 2014 terancam punah tahun ini. Cita-cita Lewis Hamilton menorehkan rekor 8 gelar sulit diwujudkan. Itu jika Mercedes tak segera berbenah. Setidaknya itulah kesimpuan dari data teknis yang dirangkum dari dua seri lomba yang sudah berlangsung.
"Sesuai data, mobil kami belum cukup kuat melawan Red Bull Honda. Mereka akan memenangkan kejuaraan tahun ini jika kami tak berhasil memperbaiki mobil secepatnya," kata Trackside Engineering Director Mercedes Andrew Shovlin.
Di Bahrain, katanya, W12 milik Mercedes kalah 0,4 detik dari RB16B di sesi kualifikasi yang menjadikan Max Verstappen sebagai pole sitter. Bahwa kemudian Hamilton menjadi pemenang balapan tak lain karena strategi pitstop yang brilian. Bukan karena head to head di lintasan.
Lanjut ke putaran kedua di GP Emilia Romagna lalu. Benar Hamilton meraih pole position. Tapi, semua tahu, Verstappen sedikit membuat kesalahan melebar saat melakoni flying lap terakhirnya. Jika ia tak lakukan kesalahan itu diperkirakan Hamilton kalah 0,25 atau 0,30 detik dari Verstappen.
Intinya, kata Shovlin yang bertanggungjawab atas semua pengumpulan dan analisa data teknis di lapangan, Mercedes harus segera mengembangkan W12 jika tak ingin kehilangan dominasi tahun ini.
"Kami sudah pahami di mana kami lemah dan di mana kami bisa pertahankan keunggulan," tandasnya.
Ironisnya, biaya pengembangan di tengah musim itu justru kini membuat Team Principal Mercedes Toto Wolff pusing tujuh keliling. Tak lain karena biaya ekstra atas kerusakan parah mobil Valtteri Bottas di Imola yang menelan biaya besar. Sementara batas anggaran tim tahun ini dipatok tak boleh lebih dari 145 juta USD.
Dari kubu Red Bull Honda, analisanya kurang lebih sama, bahwa dari tinjauan teknis saat ini mobil Red Bull sangat kompetitif melawan Mercedes. Bahwa di Imola kemarin Hamilton yang meraih fastest lap tak lain juga dipengaruhi oleh perintah tim buat Verstappen untuk tak ngotot meraih waktu tercepat per lap. Pasalnya, jauh lebih penting ia mengamankan 25 poin sebagai juara yang sudah di depan mata ketimbang ambil resiko memperjuangkan 1 bonus poin dari fastest lap.
"Mobil kini setara. Dari segi skill dan agresifitas, Max sangat baik. Yang kurang dibandingkan Lewis hanyalah pengalaman. Tapi, Max akan menemukan hal-hal baru dari satu race ke race berikutnya. Ini akan jadi pertarungan panjang antara mereka berdua saja karena mereka jauh di depan pembalap lain. Ini akan sangat menarik," kata Helmut Marko, penasehat senior Red Bull Racing.
Tentu saja Marko paham Mercedes tak akan tinggal diam dengan cara memperbaiki kelemahan mobil 2021 mereka. Karena itu ia pun mendorong semua kru dalam timnya untuk juga tetap meningkatkan performa RB16B besutan Verstappen.
Sebab, seperti halnya Mercedes, Red Bull juga sudah paham di bagian mana saja mereka bisa mengambil keuntungan dari Mercedes. (rnp)