mobilinanews (Italia) - Penggemar Formula 1 tahun 1990-an hingga pertengahan 2000-an pasti tahu Flavio Briatore, tokoh kharismatik dan flamboyan Italia namun sering kontroversial. Pria macho yang gaul di kalangan jetset dunia ini dikabarkan akan kembali ke ajang F1.
Briatore adalah orang pertama yang menjadikan Michael Schumacher menjadi juara dunia di tim Benetton. Itu terjadi pada 1994 dan 1995, dua gelar awal dari 7 gelar F1 buat milik Schumi (5 lainnya bersama Ferrari).
Ia juga yang menarik remaja Fernando Alonso ke ajang F1. Biatore bertemu Alonso saat driver Spanyol itu berusia 18 tahun dan bertarung di level Eropa.
Saat itu juga Briatore menjadi manajer pribadi Alonso. Ia menjadikan Alonso pembalap tim Minardi pada 2001 dan setahun kemudian mempromosikan Alonso sebagai test driver di Tim Renault, saat Briatore menjadi Team Principal Benetton Renault.
Saat bersama Schumi di Benetton, berbagai kontroversi dilakukan Briatore dan timnya sehingga berulangkali tim maupun Schumi mendapat sanksi denda maupun poin.
Bersama Alonso pun berbagai kontroversi ia ciptakan. Termasuk keputusannya mengangkat Alonso jadi pembalap Renault menggantikan Jenson Button yang sedang menanjak prestasinya. Berbagai kritik melayang pada pria yang selalu tampil modis itu.
"Hanya waktu yang akan membuktikan apakah pilihan saya salah atau tidak," tegas Briatore kepada para pengritiknya.
Dan, akhirnya, ia sukses menjadikan Alonso juara dunia 2005 dan 2006 bersama Renault.
Tapi, gara-gara Alonso juga karir Briatore terhenti di F1 lewat kasus besar F1 yang disebut crashgate, sebuah kecelakaan besar di GP Singapura 2008 yang kemudian terbukti bukan kecelakaan semata tapi ada unsur tipu-tipu penuh rekayasa.
Saat itu pembalap kedua Renault, Nelson Piquet Jr, mengalami kecelakaan fatal usai mobilnya membentur tembok dan memaksa safety car masuk lintasan.
Setahun kemudian, saat Piquet dipecat dari Renault, putra juara dunia F1 Nelson Piquet itu pun `bernyanyi`. Ia membongkar semua keburukan Briatore, termasuk taktik culasnya di F1.
Salah satunya crash di GP Singapura 2008 itu yang tak lain rekayasa Briatore dan Pat Symonds yang saat itu jadi Direktur Teknik Renault.
Piquet bersumpah kalau ia sengaja menabrakkan mobilnya di Singapura agar safety car masuk lintasan dan itu akan menguntungkan Alonso untuk memenangi balapan.
Dan, ternyata benar, Alonso yang kemudian juara. Itu semua, kata Piquet, berkat rekayasa dan perintah kedua bosnya. Briatore pun dicap sebagai mafiosonya F1.
Singkat cerita, FIA kemudian menghukum Briatore tak boleh terlibat di F1 seumur hidup sedangkan Symonds dihukum 5 tahun.
Namun pada 2012, FIA menghapuskan hukuman itu dan keduanya boleh kembali ke F1. Symonds gabung ke tim Williams, tapi Briatore tak lagi rutin ke F1 meski tetap menjabat sebagai manajer Alonso.
Kini jelang awal kompetisi 2022, Briatore datang dan mengadakan pertemuan khusus dengan CEO F1 Stefano Domenicali. Sumber media menyebut kemungkinan kembalinya Briatore di ajang F1 mulai musim depan.
Lewat akun instagramnya, Briatore mengunduh fotonya bersama Domenicali disertai caption: "Energi baru, kekuatan baru, dan kegembiraan baru, Formula 1."
Domenicali sendiri mengungkap pertemuan itu lewat tulisannya di website resmi F1.
"Banyak kesenangan di F1 musim depan. Akan ada beberapa kabar baik segera keluar, yang tidak ingin saya rusak dengan mengatakannya saat ini," katanya.
Apakah itu salah satunya adalah come back-nya sang flamboyan yang juga dikenal playboy, Briatore? Mungkin saja. (rnp)