mobilinanews (Arab Saudi) - Lay out Sirkuit Jeddah benar-benar cepat dan berbahaya, tapi saat sama menjadi hiburan mengasyikkan buat fans F1. Race GP Arab Saudi pada Senin (6/12) dinihari WIB betul-betul menguras emosi, di dalam maupun di luar lintasan.
Balapan ini dipastikan masuk dalam salah satu seri paling mendebarkan dalam sejarah F1. Dua kali red flags, berulangkali virtual safety car, dan begitu banyak insiden terjadi.
Yang paling mendebarkan tentu saja aksi dua bintang, Max Verstappen dan Lewis Hamilton, yang tengah berebut gelar 2021.
Berulangkali keduanya memainkan permainan keras di lintasan, berulangkali terjadi insiden salip-menyalip yang nyaris meyebabkan tubrukan, dan akhirnya benar-benar terjadi senggolan saat mobil Hamilton menyenggol bagian belakang mobil Verstappen.
Sayap depan Hamilton rusak, membuat semua kru Mercedes berteriak kesal di garasi mereka. Team Principal Toto Wolff bahkan melepas dan membanting earphone-nya dengan penuh emosi.
Kerusakan sayap itu membuat speed W12 menurun seolah awal dari kekalahan. Tapi, Hamilton bertahan dan kembali bangkit mengejar dengan mengggunakan semua pengalaman dan ketenangan yang ia miliki.
Dengan ban berkompon keras, ia pun punya keuntungan dibandingkan Verstappen yang gunakan ban medium dan mulai melemah di beberapa lap akhir.
Soal insiden itu tentu saja Hamilton menyalahkan Verstappen seperti kejadian sebelumnya saat disalip Verstappen dari sisi luar lintasan. Hamilton sampai menyebut, `Anak itu gila!"
"Saya tak mengerti mengapa ia tiba-tiba ngerem keras di depan saya," ujar Hamilton soal sundulan itu, sementara Verstappen mengaku tak mengerti apa yang terjadi saat itu.
Kemenangan plus bonus 1 poin dari fastest lap buat Hamilton membuat keduanya kini punya poin sama di klasemen, 369,5 versus 369,5. Penentuan gelar 2021 benar-benar jadi pertaruhan final di seri terakhir GP Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan depan.
Verstappen sendiri mengaku tetap mensyukuri 18 poin yang ia raih karena sulitnya balapan yang ia lalui. Ia benar-benar konsentrasi di setiap detik dalam pertarungan 50 laps, tak lain karena pengalaman kecelakaan fatal di sesi kualifikasi kemarin.
"Banyak hal terjadi di sini yang tak sepenuhnya saya setujui," kata Verstappen merujuk sejumlah keputusan FIA Race Director Michael Masi yang cenderung menguntungkan lawannya, termasuk tudingan mengambil keuntungan dengan cara tidak sah saat menyalip Verstappen di momen selepas restart.
"Gelar akan diputuskan di Abu Dhabi. Saya akan kerahkan semua kemampuan seperti di sini. Semoga kami punya akhir pekan lebih baik di sana," harap Verstappen yang meninggalkan podium begitu dan ogah foto-foto dengan Hamilton dan Valtteri Bottas.
Trek Abu Dhabi sendiri sejauh ini dianggap lebih cocok pada karakter mobil Red Bull Honda dibandingkan Mercedes. Trek itu juga salah satu favorit Verstappen.
Dan, satu lagi keuntungan Verstappen. Duel di Abu Dhabi jadi partai hidup-mati dan dipastikan lebih keras dari yang di Jeddah.
Andaikata terjadi crash dan keduanya tak mencapai finish alias tak ada yang meraih poin maka Verstappen yang jadi juara dunia karena sejauh ini mengoleksi kemenangan (9) lebih banyak dari Hamilton (8). Tentu saja jika ia tak disalahkan bila terjadi tubrukan itu.
Seperti flyer promosi yang sudah dikeluarkan F1, sejarah tengah menanti di Abu Dabhi. Apakah Hamilton yang menciptakan rekor 8 gelar juara dunai atau Verstappen yang cetak gelar perdananya?
Hari-hari jelang Abu Dhabi tentu saja `perang` di luar trek akan tetap berjalan, mungkin lebih sengit lagi. Terutama pada upaya banding Red Bull pada keputusan FIA yang membebaskan Hamilton dari 2 kasus di sesi kualifikasi, terkait Nikita Mazepin dan pelanggaran bendera kuning. (rnp)