mobilinanews (Inggris) - Red Bull Racing pertama kali meraih gelar juara dunia pembalap F1 pada 2010 lewat Sebastian Vettel. Tapi, gelar Max Verstappen pada 2021 punya rasa berbeda buat tim.
Vettel (Jerman) lantas berturut-turut meraih tiga gelar berikutnya pada 2011 hingga 2013. Menjadi bukti dominasi Red Bull saat itu.
Era baru Formula 1 gunakan hybrid sejak 2014 hingga 2021 dikuasai Mercedes dan di saat itulah Verstappen (Belanda) meraih gelar perdananya atau ke-5 buat Red Bull.
"Sulit membandingkan gelar pertama Sebastian dengan Max, masing-masing punya proses tersendiri. Keduanya tentu saja istimewa," kata Team Principal Red Bull Christian Horner.
Yang membuatnya berbeda, lanjut Horner, sukses Verstappen dibuat pada masa kejayaan Mercedes dan Lewis Hamilton yang benar-benar dominan. Pada saat tak ada tim dan pembalap yang dianggap tak punya peluang memutus dominasi itu.
"Itu yang membuatnya berbeda dan punya nilai tambah tersendiri. Kami sebagai tim dan Max benar-benar sebagai oposisi dengan perjuangan yang menurut saya gila-gilaan."
Menurut Horner, tekanan luar biasa yang menguras emosi terjadi sepanjang paroh kedua kompetisi 2021 dan puncaknya pada seri terakhir dan penentuan gelar di GP Abu Dhabi kala Verstappen dan Hamilton memulai balapan dengan jumlah poin yang sama.
Berbagai drama muncul sepanjang balapan dan Horner akui sudah putus asa saat pembalapnya sudah ditinggal lawan 14 detik pada lap ke-53 dari durasi balapan 48 detik.
Saat itu secara terbuka Horner mengatakan hanya keajaiban yang bisa bantu Verstappen mewujudkan mimpi jadi juara dunia.
Dan, keajaiban itu terjadi pada lap 54 saat Nicholas Latifi (Williams) kecelakaan dan masuknya safety car membuat perubahan besar. Seperti diketahui drama panjang itu akhirnya ditutup dengan 1 lap terakhir kontroversial yang dimenangkan Verstappen.
Proses itu yang menurut Horner yang membuat gelar kelima ini punya makna dalam buat Red Bull dibandingkan 4 gelar sebelumnya lewat Vettel.
"Intensitas persaingan kali ini benar-benar gila. Sejak awal musim hingga seri dan lap terakhir. Sebagai penantang kami mengerahkan semua yang dimiliki. Dan pada akhirnya mengalahkan Mercedes dan Lewis dalam masa dominasi mereka menjadi nilai dan manfaat tersendiri. Mereka memusnahkan harapan swmua orang, sampai kami berhasil membangun mobil yang kompetitif."
Ya, setidaknya Red Bull dan Verstappen sukses membendung ambisi Mercedes memborong semua gelar F1 di era hybrid pada 2014 hingga 2021. Gelar juara dunia pembalap memang mereka borong tapi satu gelar pembalap bisa dicolong Red Bull.
Sekaligus memutus ambisi Hamilton mencetak rekor baru F1 sebagai satu-satunya yang memiliki 8 gelar. (rnp)