mobilinanews (Indonesia) - GP Indonesia di Sirkuit Mandalika, 18-20 Maret 2022, disongsong Ducati dengan sejumlah masalah krusial. Efeknya bisa langsung berpengaruh pada line up tim pabrikan asal Italia itu pada musim 2023.
Juara GP Qatar lalu, Enea Bastianini (Gresini Ducati), memang tak tak tampil mengesankan saat tes pra musim di Sirkuit Mandalika beberapa pekan lalu.
Di atas Ducati Desmosedici GP21, ia hanya tercepat ke-19 dari 24 pembalap yang mengikuti tes. Ia punya best time 1:32,010 atau lebih lambat 0,964 detik dari Francesco Bagnaia sang joki pabrikan yang berada di urutan tercepat ke-4 tes Mandalika. Karena itu Bastia - panggilannya - sama sekali tak masuk hitungan ke GP Qatar.
Tapi, kilikan dan set up GP21 di Sirkuit Losail ternyata hasilkan perbedaaan luar biasa. Motor ini menjadi terbaik dari tiga versi Desmosedici yang tampil di sana.
Mengungguli versi pabrikan 2022 yang dibesut duet Pramac Ducati (Johann Zarco dan Jorge Martin) plus Luca Marini (VR46 Racing Team), juga mengalahkan versi gado-gado spesifikasi 2021 dan 2022 yang akhirnya digunakan pembalap pabrikan Bagnaia dan Jack Miller.
Satu hal sudah terbukti untuk sementara, bahwa GP21 lebih berbahaya ketimbang GP22. Membuat Bagnaia semakin kecewa dengan motor barunya. Padahal GP21 itu memberinya 4 kemenangan di akhir musim tahun lalu.
Untuk hal ini, Ducati sudah secara resmi minta maaf kepada rider Italia itu yang gagal finish di Qatar akibat menyenggol Martin yang juga tak finish.
Lantas siapa yang bisa mengabaikan Bastia di putaran kedua kompetisi tahun ini di Mandalika, meski hasil tesnya hanya P19?
Ia mendadak jadi favorit sebagai efek logis kemenangan di Qatar. Jika kembali Bastia memukul para joki GP22 maupun yang campuran 21/22, maka hampir bisa dipastikan Ducati telah gagal mengembangkan versi motor terbarunya. Memperkuat fakta GP21 lebih mumpuni.
Celakanya, sesuai regulasi untuk menghemat anggaran akibat pandemi panjang Covid-19, tak ada lagi pengembangan mesin dan aerodinamika hingga paruh musim mendatang. Artinya, Bastia bisa merajalela setidaknya dalam setengah musim kompetisi, dibandingkan joki Ducati lainnya.
Jika begitu situasinya, tentu saja Bagnaia akan kecewa karena target tahun ini adalah bertarung di level kejuaraan dunia. Namun di sisi lain kursinya akan tetap aman karena sudah perpanjang kontrak hingga tahun 2024.
Sebaliknya dengan Miller yang habis kontrak di akhir tahun ini dan kemungkinan besar out dari tim jika hasilnya tak bagus.
Siapa penggantinya, kini bisa jadi dilema buat Ducati. Sejak tahun lalu Martin adalah prioritas untuk naik ke tim pabrikan gantikan Miller.
Pembalap ruki terbaik 2021 (mengalahkan Bastia) itu pun sudah terbuka mengincar posisi line up tim pabrikan pada 2023. Dan, target sama pun belakangan dikumandangkan Bastia, yakni kursi di tim pabrikan untuk 2023.
Jika ia mengalahkan Martin dan Miller hingga paruh musim maka peluangnya pun semakin terbuka. Masalahnya apakah Ducati siap mengorbankan Martin, untuk dipinang tim pabrikan lain?
Persoalan tersebut memang masih panjang. Tapi, hasil di Mandalika bisa jadi faktor krusial. Jika kembali GP21 di tangan Bastia yang terbaik maka langkah logis ke depan adalah Ducati kudu merombak habis program dan tujuannya mulai paruh musim nanti, saat tim dibolehkan membuat pengembangan baru.
Yang jelas bahwa target Bastia tak berubah untuk berjuang menjadi pembalap pabrikan pada 2023. Jalan ke sana tak lain kecuali membawa GP21 kembali ke level atas, terdekat adalah di GP Indonesia.
Tak bisa dipastikan potensinya menjadi rider pabrikan, dan juga tak bisa dipastikan bakal performanya di Mandalika.
Satu hal yang pasti, gairahnya kembali masuk Indonesia sangat tinggi. Kemenangan perdana di Qatar membuat juara dunia Moto2 2020 ini terpicu meraih kemenangan kedua dan seterusnya.
"Hasil Qatar membuat kepercayaan diri saat ini sangat baik. Juga yakin dengan potensi pda motor. Tentu saja saya ingin hasil terbaik di mandalika dan bertarung 100% untuk mewujudkannya," kata Bastia yang pada Rabu (16 Maret 2022) ini akan motoran di seputaran Monas Jakarta, bersama Presiden Joko Widodo dan 15 joki MotoGP lainnya.
Di kubu Ducati, hal menarik dinanti di Mandalika adalah kejutan macam apa lagi yang akan dihadirkan Bastianini. Akankah ia lagi-lagi mempermalukan Ducati dengan produk GP22-nya? (rnp)