mobilinanews (Bahrain) - Sejak zaman berkompetisi di ajang gokart, rivalitas Charles Leclerc (Monaco) dengan Max Verstappen (Belanda) sudah kental. Sama-sama agresif.
Saat Leclerc gabung dengan Ferrari pada 2019, persaingan itu terpicu lagi karena punya besutan yang mampu melawan Vsrstappen di tim Red Bull. Tahun 2018, Leclerc dari atas mobil tim Sauber sama sekali tak sanggup melawan.
Pada musim 2019 itu, keduanya memang tak bersaing berebut gelar karena kalah bersaing dengan Lewis Hamilton (Mercedes).
Tapi berkali-kali keduanya tarung ketat di dalam trek, yang puncaknya terjadi di GP Austria 2019 saat Verstappen memenangi balapan dengan menyalip sembari membentur mobil Leclerc jelang balapan selesai.
Setelah tiarap sepanjang musim 2020 dan 2021, kini Ferrari bangkit dan konsisten di serangkaian tes pra musim. Puncaknya, Leclerc meraih pole position pada GP Bahrain sementara Carlos Sainz berada di P3.
Ini mempertegas pengembangan mesin Ferrari yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Disebut-sebut tenaga mesin mereka bertambah 30 HP dari spek sebelumnya.
Saat sama, Verstappen datang ke Bahrain dengan modifikasi paket aerodinamika yang signifikan hasilnya. Verstappen pun sukses menempel Leclerc di kualifikasi dengan selisih waktu 0,123 detik.
Keduanya akan start bareng pada race Minggu (20/3/2022) malam ini pukul 22.00 WIB. Mengawali rivalitas babak baru yang diprediksi bakal panjang di musim 2022.
Keduanya sama-sama on fire dan siap fight meraih kemenangan di seri pembuka musim 2022 ini.
"Kami sangat berkembang. Saya tak acap melihat data, tapi mesin baru kami jauh lebih tangguh dibandingkan musim lalu. Khususnya di lintasan lurus yang selama ini jadi kelemahan," kata Leclerc.
Optimisme dan tekad sama diapungkan Verstappen yang tampil dengan plat nomor 1 di RB18-nya sebagai juara dunia bertahan.
Tentu tak hanya persaingan mereka yang jadi daya tarik race di Sirkuit Sakhir malam ini. Ini akan jadi persaingan keras antara Red Bull dengan Ferrari.
Pasalnya, Sainz dan Sergio Perez akan start dari baris kedua. Mereka pun ingin fight menjadi juara, karena ini belum saatnya membela sesama rekan satu tim.
Yang hampir pasti adalah nasib Hamilton yang start dari posisi 5 dan jadi penonton di belakang kubu Ferrari dan Red Bull.
Juara dunia F1 7 kali itu benar-benar pesimis untuk berjuang mengejar P1. Seperti pengakuannya, ia belum sepenuhnya menyatu dengan W13, besutan Mercedes musim ini yang berubah drastis dari W12 sesuai regulasi baru.
"Tak ada pola set up yang bisa memperbaiki kelemahan mobil ini dengan cepat," komentar Hamilton jelang race dan ia ikhlas mengunggulkan Red Bull dan Ferrari di baris depan.
Meski begitu, Leclerc dan Verstappen tak serta merta mengabaikan driver Inggris itu. Hamilton bisa saja jadi ancaman serius di pertengahan lomba. (rnp)