mobilinanewws (Azerbaijan) - Tak seperti ayahnya, Jos Verstappen, juara dunia F1 2021 Max Verstappen sama sekali tak berkomentar panjang lebar soal status baru Sergio Perez sebagai team mate-nya. Sejak tahun lalu hingga pekan lalu, Perez adalah `pembantunya` di lintasan. Kini resmi jadi rivalnya.
Mengomentari status baru Perez, Verstappen hanya berkomentar singkat bahwa ia senang rekan setimnya tinggal lebih lama lagi di Red Bull Racing, hingga 2024. Dan, soal potensi rivalitas mereka di dalam tim, ia pun berkomentar singkat, "Pada akhirnya yang tebaiklah yang akan jadi pemenang."
GP Azerbaijan di Sirkuit Baku pada akhir pekan ini adalah grad prix pertama di mana Verstappen dan Perez akan bersaing bebas untuk mencapai hasil terbaik.
Tak ada lagi team order seperti sepanjang musim 2021 hingga GP Barcelona bulan lalu. Sulit memprediksi siapa dari mereka yang akan unggul di trek jalan raya itu.
Dan, Verstappen lebih suka membicarakan dirinya sendiri ketimbang membahas panasanya persaingan saat ini di klasemen sementara, baik melawan Charles Leclerc (Ferrari) maupun Perez yang menguntinya di urutan 2 dan 3.
Yang pasti, target Verstappen adalah menguatkan posisi di kalsemen. Caranya hanya dengan kemenangan. Tahun lalu ia unggul signifikan di Baku. Leading meninggalkan Perez jauh di belakang.
Sialnya, ban belakang kiri mobilnya meledak dan hilang kendali menuju tembok lintasan, saat kemenangan sudah di depan mata. Itu yang membuat Perez jadi pemenang, P1 pertamanya bersama tim Red Bull.
Wajar jika Verstappen kesal dan marah saat itu. Ia sampai menendang ban yang pecah itu.
"Saya punya urusan yang belum selesai di Baku. Saya sudah tak sabar untuk kembali ke sana," tegas Verstappen, bisa diartikan sebagai tekadnya menebus kesialan tahun lalu dengan kemenangan tahun ini, sekaligus kesiapan bertarung melawan trekan satu timnya.
Kalaupun ada sedikit risau dalam dirinya tak lain adalah kecepatan mobilnya di sesi kualifikasi yang kurang mumpuni saat ini. Padahal posisi start di trek jalan raya Kota Baku sangat penting untuk raceday, seperti halnya trek dalam kota Monte Carlo lalu di mana ia kalah dari Perez.
"Baku adalah sirkuit dengan zona pengereman yang besar dan run off area yang minim. Sulit menemukan setelan mobil yang benar-benar tepat di sana, terutama pada setelan sayap agar bekerja maksimal," tandasnya.
Beberapa pengamat menilai saat ini Perez sedang on fire menuju Baku setelah sukses memenangi seri Monaco yang jadi idaman semua joki F1. Ditambah pula perpanjangan kontrak dua tahun. Membuatnya sangat percaya diri.
Sebaliknya Verstappen, dinilai bagaimana pun pasti terusik dengan keputusan tim Red Bull untuk membebaskan Perez melawannya.
Bisa jadi ia terusik, Tapi, sepertinya hal itu tak akan merusak mentaltas bertanding Verstappen yang berkarakter dingin dan agresif. Sepanjang tahun lalu, misalnya, mentalnya tampak terjaga meski mendapat tekanan keras dari kubu Lewis Hamilton dari luar maupun di dalam sirkuit.
Jadi, di Baku akhir pekan ini, tampaknya duel internal sesama driver Red Bull Racing akan lebih menyedot perhatian ketimbang Red Bull vs Ferrari.
Akan seperti apakah Verstappen menuntaskan urusannya di sana? (rnp)