mobilinanews (Monte Carlo) - "Seperti mengendalikan helikopter di dalam ruang tamu," seperti itulah kalimat terkenal dari juara dunia tiga kali F1 asal Brazil, Nelson Piquet mengomentari Sirkuit Monte Carlo, Monako, yang bakal menjadi lokasi balapan Formula One akhir pekan ini.
Sirkuit dengan nama lain Cote de Azur ini memiliki lintasan sepanjang 3,3 km, sirkuit terpendek yang masuk dalam kalender F1 2016. Kendati demikian, sirkuit yang dibangun oleh Presiden Ikatan Otomotif Monako, Anthony Noghes ini adalah sirkuit yang paling bersejarah dan tertua setelah Monza, Italia. Karena sudah dipakai balapan jet darat sejak tahun 1926.
Selain itu, para pebalap juga tidak bisa seenaknya balapan disini. Perlu skill dan strategi mumpuni agar bisa menaklukkan Monako. Salah sedikit, akibatnya fatal. Lintasan Sirkuit Monte Carlo sangatlah sempit dan tidak dilengkapi run off area ataupun gravel seperti pada sirkuit modern. Sudah banyak peserta yang korban akibat terpaksa `mencium` tembok dan tidak meraih poin disini.
Tapi inilah tantangan Monte Carlo yang sebenarnya. Ketegangan tidak tersaji di saat lomba saja, tetapi sejak dari sesi free practice. Karena tricky dan sempit, posisi start pertama menjadi kunci meraih kemenangan.
Sisi lain yang menarik dari gelaran F1 Monako GP Series adalah karena Negara ini memiliki rupa Bendera Kebangsaan yang sama dengan Indonesia, Merah-Putih. Ini bisa menjadi tambahan penyemangat dan motivasi bagi pebalap tim Manor kebanggaan Indonesia, Rio Haryanto. Setidaknya ia bisa melihat lebih banyak Merah-Putih berkibar di sirkuit ini.
Sebagai catatan tambahan pada seri ini, tim Renault yang sempat keteteran di beberapa seri sebelumnya akan melakoni balapan dengan mesin barunya. Di sesi latihan paruh musim yang berlangsung di Sirkuit Catalunya beberapa waktu lalu, Kevin Magnussen dan Joylon Palmer sudah menguji kekuatan mesin baru mereka tersebut.
Jadi seperti apa balapan di Monako nanti, tentu menarik untuk menunggu drama-drama seperti seri sebelumnya. (Teks: Berto/Foto: Google)