mobilinanews (Phillip Island) – Start dari grid ke-15 di Phillip Island adalah hasil kualifikasi terburuk kedua sepanjuang karier Valentino Rossi di MotoGP. Tapi, kali ini jelas bukan karena YZR-M1 yang memble dibanding ketika Rossi harus start dari urutan ke-17 bersama Ducati pada 2011. Ini, justru kru peramal cuaca Yamaha Movistar yang tidak tepat meramal cuaca di trek tuan rumah seri XVI MotoGP 2016 itu.
Laporan dari Phillip Island, sesi kualifikasi pertama (Q1) diawali dengan kondisi lintasan basah. Tapi, tak lama kemudian langit cerah. Selanjutnya, aspal trek jadi kering.
Cepatnya perubahan cuaca itu tidak bisa diprediksi tim Movistar. Alhasil, “Aku percaya sesi ini akan dilewati dengan trek basah. Sehingga aku tetap pakai ban intermediate. Tapi, tak lama matahari muncul. Dan, seketika lintasan panas,” cetus Rossi.
Apesnnya lagi, tim Yamaha Movistar tidak lekas memanggil Rossi dan Lorenzo segera masuk pit untuk ganti ban slick. Padahal, mereka bisa saja mencontek pilihan ban Marc Marquez, Cal Crutchlow dan Pol Espargaro akhirnya mengisi baris start terdepan. Ketiganya pakai ban slick kompon keras sejak awal Q1.
“Aku selalu khawatir dengan perubahan cuaca yang cepat di Phillip Island. Dan ini telah menjadi musibah buatku. Aku jadi tidak yakin dengan pilihan banku,” aku Rossi yang mengandalkan data cuaca bahwa Q1 akan dilewati tak jauh dari kondisi saat latihan bebas.
Kekurangan tim cuaca Yamaha juga terlihat pada GP Belanda. Ingat, ketika di Assen Rossi dan Lorenzo bersikukuh pakai ban basah. Padahal, Marquez dan Cruchlow sudah lebih dulu mengganti dengan ban slick dari ban basah.
Atau, mungkin juga Rossi dan Lorenzo yang sudah kehilangan akal menentukan pilihan ban. Dan ini akan menjadi momok bagi mereka hingga akhir musim 2016. (Aries Susanto)