mobilinanews

Usulan Alvin Bahar, Tetap Balap ISSOM Namun Tanpa IMI Awards

Sabtu, 04/07/2020 11:40 WIB
Usulan Alvin Bahar, Tetap Balap ISSOM Namun Tanpa IMI Awards
Alvin Bahar, tahun 2006 balap mobil GT Car non-Kejurnas diikuti 3 pabrikan dan 34 peserta

mobilinanews (Jakarta) - Keputusan IMI Pusat yang meniadakan Kejurnas Olahraga Mobil tahun 2020, sebagian ada yang bisa memahami dan menerima. Tapi, ada juga yang agak kaget dan terkejut. 

"Iyaa, kok malah Kejurnas yang ditiadakan. Justru club event kan yang terkesan lebih hobi dan 100% pake uang pribadi. Sedangkan Kejurnas itu prestasi dan bisa jadi profesi, khususnya Kejurnas balap mobil yang sudah menjadi industri serta melibatkan banyak perusahaan besar dan para sponsor juga pembalap/team/bengkel yang profesional," ungkap Alvin Bahar, pembalap mobil senior kepada mobilinanews.

Alvin Bahar tidak mau membahas lebih lanjut terkait keputusan IMI Pusat, tepatnya bidang olahraga mobil itu, karena tentu telah memiliki argumen kuat yang dihasilkan melalui rapat pleno.    

Namun dari kacamata Alvin Bahar, balapan yang selama ini dengan label Kejurnas tetap bisa dijalankan, hanya saja statusnya bukan Kejurnas, jika komunitas/pembalap bersepakat. 

"Seperti kelas ITCR tetep bisa dijalanin, tapi nggak ada kaitan dengan Kejurnas. Nggak Kejurnas berarti nggak dapet penghargaan IMI Awards aja," lanjut Alvin Bahar. 

Kemudian, andalan tim Honda Racing Indonesia (HRI) ini mengingat kembali event balap mobil beberapa tahun lalu.

"Kalau inget, dulu kita balap GT Car tahun 2006, 3 pabrikan meramaikan. Seri 1 diikutin 34 peserta, seri 1 sampai dengan 5 pemenangnya pake Vios," tutur Alvin Bahar. 

"Seri terakhir, gue menang dan kebetulan para pimpinan klasemen nggak masuk 5 besar, terus gue dari ranking 4 loncat ke-1 (juara nasional). Honda juara tim, HPM (Honda Prospect Motor) langsung pasang iklan di Otomotif dan Kompas 1 halaman," terang Alvin Bahar.

Disebutkan oleh Alvin Bahar, saat itu, Toyota juga pasang iklan di banyak media sebagai the best team.

"Dan, itu bukan kelas Kejurnas lho. Nah, belajar dari case itu, mestinya bisa kita terapkan untuk musim balap tahun ini," tambah Alvin Bahar. 

Ditambah lagi, setelah membaca comment di Group ISSOM, komunitas dan pihak Sirkuit Sentul sepakat untuk tidak usah terlalu panik dan dibesar-besarkan.  

"Kejurnas dibatalkan, tapi kejuaraan tetap tingkat nasional. Nama nggak berubah, toh nama-nama kelas tersebut memang bukan milik IMI. Peserta juga minimal 50% masih mau pada balap, nama ISSOM juga ngga perlu dirubah," usulan Alvin Bahar. 

"Kalau ada yang bilang Kejurnas itu harus pakai kata Indonesia, bukan berarti sebaliknya - Nggak Kejurnas nggak boleh pake Indonesia. Kita cuma nggak boleh bilang Kejurnas dan juara nasional. Tapi boleh pake nama apa pun selain itu, misalnya juara umum atau yang lain," beber Alvin Bahar. 

Alvin Bahar mendukung sebaiknya yang judulnya nasional jangan dibikin dulu, lebih bijaksana begitu. Termasuk kejurnas, bukan sekadar nggak boleh tapi menurut dia nggak fair buat peserta yang nggak bisa travel, nggak bisa datang ke sirkuit Sentul dari luar kota, karena masih pandemi dan PSBB.

Dan, meski PSBB Kabupaten Bogor (lokasi sirkuit Sentul) diperpanjang hingga 14 hari ke depan dari 2 Juli lalu, Bupati Ade Yasin selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memprediksi setelah itu (pertengahan Juli) kondisi membaik serta Agustus sudah zone hijau. (wan)   

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo