mobilinanews

BMW dan Mercedes-Benz Berpotensi Jadikan Indonesia Basis Produksi Mobil Listrik

Selasa, 02/11/2021 04:10 WIB
BMW dan Mercedes-Benz Berpotensi Jadikan Indonesia Basis Produksi Mobil Listrik
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Petinggi BMW saat bertemu di Jerman dalam pembicaraan soal Investasi mobil listrik

mobilinanews (Jakarta) - Dua mobil produsen mobil premium asal Jerman yakni BMW dan Mercedes-Benz, berpotensi menjadikan Indonesia senagai hub produksi dan pengembangan mobil berbasis fuel cell dan mobil listrik.

Hal ini diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan dua pelaku industri otomotif, saat melakukan lawatan ke Megeri Panzer tersebut.

“BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercesdes-Benz juga bersedia bekerjasama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN," kata Agus Gumiwang beberapa waktu lalu.

Hal ini semakin memperkuat tekad pemerintah untuk maju terus dalam pengembangan elektrifikasi, sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Menperin menjelaskan keuntungan Indonesia dalam mengekspor produk kendaraan bermotor ke Australia, karena kedua negara ini telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang mulai berlaku sejak 5 Juli 2020.

Saat ini, BMW Indonesia bersama mitra lokalnya PT Tjahja Sakti Motor, telah memiliki pabrik untuk memproduksi sekitar sembilan model mobil penumpang. Kinerja produksi pada tahun 2020 sebanyak 1.470 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 1.152 unit.

Sementara Mercedes-Benz Indonesia (PT MBI) telah memproduksi sekitar delapan model mobil penumpang, dengan performa produksi pada 2020 sebanyak 1.074 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 943 unit.

Menperin menyampaikan, terkait ketertarikan untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan yang diekspor ke Australia, saat ini Mercedes-Benz sedang mengalkukasi value chain dalam rencana produksi.

Selain itu, perusahaan tersebut juga sedang mempelajari terkait biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

“Namun, intinya mereka support dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Agus.

Agus menyebut, pertumbuhan kelas menengah di tanah air yang cukup pesat dan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia yang masih relatif rendah yakni 99 mobil per 1.000 orang, membuat Indonesia berpeluang besar menjadi pasar terbesar, sekaligus basis produksi otomotif di ASEAN.


“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” paparnya.(elk)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo