mobilinanews (Valencia - Spanyol) - Menghadapi musim 2017, Andrea Dovizioso sudah tau apa yang diingkan rekan satu tim barunya, di tim Ducati, Jorge Lorenzo. Menurut Dovizioso, keinginan Lorenzo pasti sama dengan dirinya. Itu akan dibuktikan saat tes resmi akhir musim, usai Seri GP Valencia.
Buat kita, MotoGP 2016 baru saja berakhir. Tapi, untuk Dovizioso dan para pembalap Kelas Para Raja, usai GP Valencia, justru memulai lembar baru perjalanan mereka. Soalnya, tanpa istirahat mereka langsung tes motor baru untuk 2017. Nah, di Valencia ini lah, tes resmi akhir musim yang jadi kesempatan pertama Jorge Lorenzo mencicipi Desmosedici.
Delapan kali podium dengan 2 diantaranya kemenangan membuat pencapaian Ducati musim 2016 cukup mengilap. Ini bisa jadi modal Dovizioso dan Lorenzo tahun depan. Tapi, bisa juga jadi problem bawaan yang belum terselesaikan sejak Ducati ikut MotoGP pada 2003.
Ya, dengan power dan top speed tertinggi, Ducati tetap cuma jago trek lurus. Sampai generasi GP16, motor bikinan pabrik di Borgo Panigalle, Italia itu belum bisa bermanuver. Uniknya lagi, dua kemenangan di GP Austraia dan GP Malaysia, didapat ketika kondisi lintasan tidak ideal karena basah atau menengah, antara basah dan kering. Tempat yang sejatinya tak ideal untuk motor yang bertenaga besar, top speed tertinggi dan susah belok.
“Sebenanrya kemenangan di Sepang tepat waktu dan tempat. Karena kami sudah mengalami kesulitan selama 4 tahun pengembangan,” ungkap Dovi yang mengaku sempat meneteskan airmata di dalam helm usai memutus garis finish pertama di Sepang.
Kedatangan Lorenzo diharap sebagai solusi. Sebab, meski Ducati pernah juara dunia MotoGP 2007 dengan Casey Stoner, dan mengikat Valentino Rossi pada 2011 dan 2012, toh Desmosedici tetap bermasalah saat menikung. “Banyak yang harus dites. Kedatangannya memberi keuntungan bagi kami. Para insinyur Ducati akan bekerja keras untuknya. Dia juara dunia MotoGP 3 kali. Dan dia akan menang dengan Ducati,” yakin Dovi.
Masalahnya, seperti diakui Dovizioso, Lorenzo adalah pembalap yang suka kecepatan di tikungan. Sesuatu yang selama ini jadi masalah di GP16. “Ini akan jadi kesulitan tersendiri. Tapi, aku yakin, apa yang dinginkannya sama denganku. Ya, kami pasti mau motor ini lebih baik saat menikung,” simpul Italiano itu.
Jika problem ini bisa diselesaikan, Dovi yakin Ducati akan jadi juara dunia MotoGP lagi. “Segala sesuatunya mungkin. Jika masalah itu bisa diselesaikan, tinggal bagaikana para pembalap menuntaskan tugasnya,” tutup Dovi.
Nah…, itu dia problemnya! Desmosedici itu seperti babi, larinya kencang, tapi lurus doang! (Aries Susanto)