mobilinanews - Tak ada habisnya untuk membahas tim balap asal Batulicin, Kalimantan Selatan yang satu ini. Mungkin masih banyak orang yang belum tahu bagaimana persiapan tim balap milik Haji Samsudin ini untuk berangkat menuju arena kejuaraan.
Layaknya berangkat perang, Jhonlin Racing Team (JRT) juga memiliki sebuah kapal induk yang berfungsi mengangkut seluruh alutsista yang akan dipakai di medan tempur. Jika dirinci, selain lima unit mobil balap Tubular milik H Sam, H Sudirman, Jhoni, Liana, dan Pembakal Udin, puluhan kendaraan support plus fasilitas lain diberangkatkan dalam waktu yang bersamaan.
"Persiapan JRT sebelum balap sangat berbeda dibandingkan tim-tim lain. Karena kita juga mengangkut satu unit hospitality yang terdiri dari 4 unit trailer container, 3 bis motorhomes, 1 crane truck, 1 water truck, 3 truk logistik & spareparts, 4 mobil support operasional, 1 unit ATV, 2 unit UTV dan tentunya 5 unit mobil balap Tubular. Semua diangkut dengan kapal besar (LCT) milik sendiri yang diberi nama LCT Jhoni XLV (Jhoni 45)," terang Aries Yudi Kristanto, Workshop Manager JRT kepada redaksi mobilinanews.
Aries yang juga akrab disapa Ayeka menambahkan semua fasilitas pendukung tersebut belum termasuk dari puluhan personil mulai dari mekanik, kru, driver, dan operator yang akan bekerja sepanjang kejuaraan berlangsung.
"Kurang lebih sebanyak 80 an orang juga diberangkatkan yang terdiri dari 24 security (Jhonlin Security Service (JSS), 5 orang mekanik bule asal Amerika Serikat, 20 an kru mekanik dan helper, 7 orang IT media untuk live streaming, 2 electrical, 17 driver support yang mengoperasikan trailer, motorhomes, watertruck dan lain-lain, kemudian 7 orang OB/cleaning service yang melayani owner di 3 bis motorhomes dan para tamu di hospitality," lanjut Aries.
Waw, kebayang nggak bagaimana cara mengatur personil sebanyak itu? Meski tidak mudah, Untungnya Aries dan tim mampu menerapkan sistem koordinasi yang cukup efektif. Menurutnya kesulitan biasanya dikarenakan semua kru tidak datang bersamaan.
"Koordinasi kadang tidak mudah mengumpulkan sekitar 80 an orang yang harus diatur mulai dari keberangkatan via LCT Jhoni 45, dan via udara, pesawat reguler dan tidak jarang juga menggunakan private jet milik big boss. selain keberangkatan kita juga harus mengatur tempat tinggal para kru yang terbagi menjadi 3 tempat, sebagian di hotel, sewa rumah dekat sirkuit serta sebagian ada yang menginap di paddock yang kebetulan ada caravan/motorhome khusus untuk mekanik," beber Aries.
Sementara itu, untuk urusan logistik personil saat kedatangan, Aries mengkondisikannya dengan cara memberikan uang makan per hari. "Urusan makan saat pertama kali datang serta saat pulang kita kondisikan dengan cara memberikan uang makan per hari, mengingat kru datangnya tidak bersamaan terutama untuk tim konvoi dari pelabuhan Pelindo-Ciwandan, Cilegon menuju Paramount Land, BSD City, Tangerang. Sedangkan untuk hari event biasanya adalah hari Kamis hingga Minggu kita sediakan makan dari catering langganan," jelas pria kelahiran Malang tersebut.
Aries mengakui ini sebuah pekerjaan berat, namun ia selalu mencoba menikmati setiap tekanan yang datang. Endingnya, saat JRT juara semua rasa lelah seperti terbayar karena kemenangan pembalap JRT adalah kemenangan mereka semua yang ada dibalik layar.
"Butuh kesabaran dan tenaga ekstra untuk mengatur 80 an kru dan 5 mobil balap serta puluhan unit kendaraan support, belum lagi jika mobil balap serta unit-unit support mengalami kerusakan, tidak ada kata nanti, semua harus cepat di action. Bahkan pernah start kerja jam 3 sore selesai jam 8 pagi langsung start balap. Gila, memang sebagian orang berkata demikian, tapi buat kami disitulah tantangan dan serunya bergabung dengan tim ini, apalagi tim sebesar JRT," tutup Aries. (adri)