Safety Riding Saja Tidak Cukup Amankan Bikers : Ini Yang Diperlukan Biker Agar Selamat Sampai Tujuan

Senin, 30/01/2017 00:05 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Meminjam istilah mantan anggota DPR-RI, almarhum Sutan Bhatoegana, berkendara dengan motor itu ngeri-ngeri sedap. Dengan mengandalkan pijakan dua roda bundar, bahaya kecelakaan di jalan selalu mengancam bikers. Seperti diungkap Dwijono Priatmadi, safety riding saja nggak cukup pastikan keselamatan bikers dalam perjalanan menunggang kuda besi.

Menurut Bro Dwijono, safety riding baru satu langkah menuju berkendara motor yang aman. “Safety riding itu baru persiapan sebelum naik motor. Ini lebih pada pengenalan terhadap motor yang akan ditunggangi, dan persiapan pada diri sendiri sebelum menunggang motor,” bilang pria yang akrab disapa DJ itu.

Lebih jauh dijelaskan DJ, safety riding itu baru sekitar perlengkapan di kendaraan dan di badan si biker. Misalnya, “Pengecekan kondisi mesin, ban dan perlengkapan motor. Juga penggunaan perlengkapan keselamatan biker, seperti helm, jaket dan sepatu yang layak,” tunjuk pegawai salah satu perusahaan pembuat pabrik itu.

Nah, menurut DJ, langkah berikut untuk memperkuat faktor keamanan biker adalah cara berkendara yang benar. Pria bertubuh tinggi tegap ini menyebutnya defensive riding. “Ini menegaskan cara berkendara yang benar di jalan raya. Misalnya, jalur bermotor berada di sisi kiri. Sebelum belok, menghidupkan lampu sein. Juga tidak mengerem mendadak,” papar biker yang tergabung di klub Federal Tire Motorcycle Club (FTCM) dan Big Scooter Indonesia (BigSI) itu.

Namun, masih menurut Dwijono, bikers yang sudah rutin mengendarai kuda besi harus bisa menjalankan level ketiga dari bermotor dengan aman. Yaitu, predictive riding. Dari bahasanya, ini artinya bersiap menghadapi segala hal yang mungkin terjadi saat nyemplak motor. “Predictive riding memang perlu pengalaman. Ini lebih penting, karena gabungan dari safety riding dan defensive riding,” urainya.

Contohnya, merencanakan perjalanan dengan detil rutenya. Lalu coba mengenali rute tersebut. Semisal, kondisi jalan di mana ada lubang atau polisi tidur, keramaian atau wilayah rawan. “Ini untuk mengantisipasi, kita harus bertindak apa jika melewati kondisi jalan tersebut,” bilang DJ lagi.

Khusus lady bikers, predictive riding bisa dikaitkan lagi dengan antisipasi terhadap kejahatan di jalan. Semisal, tidak tampil mencolok dengan perhiasan atau gaya feminim. Dan, selalu memilih jalan yang tidak terlalu sepi. “Minimal tau di mana tempat mencari bantuan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Semisal, kantor pos polisi atau tempat keramaian,” tutup Dwijono.

Kalau semua sudah dijalankan, jangan lupa berdoa sebelum nyemplak kuda besi, ya. Semoga selamat sampai tujuan. Jadi, nggak perlu ngeri lagi jadi biker, karena naik motor adalah sedap! (Aries Susanto)

TERKINI
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis! Maksimalkan Layanan Untuk Konsumen, Ban Goodyear Kini Hadir di Bengkel B-Quik FIF Raup Laba Bersih Rp1,1 Triliun, Naik 16,5 Persen di Kuartal I 2024 PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan