Semangat Pantang Menyerah Herry Ogier Suren di Speed Offroad Banjarbaru Yang Perlu Ditiru

Senin, 13/03/2017 20:54 WIB

mobilinanews (Banjarbaru) – Di antara 105 peserta Kejurnas Speed Offroad IXOR 2017 di sirkuit Citra Mitra City, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu dan Minggu (11-12/3) mencuat nama offroader senior, Herry Suren dari Bandung.

Turun di kelas G4.3 full modifikasi, offroader berusia 55 tahun ini tak mau kalah dengan para offroader yang usianya jauh di bawahnya. “Yang penting, saya masih sanggup bisa duel dengan peserta di Group. Saya sadar ini Group neraka, tapi saya siap meladeninya,” ujar Herry Suren yang kali ini dinavigatori Edwyn Tedja.

Namun andalan tim BJM KAL yang menggeber jip Cherokee ini harus melakoni balapan dengan penuh tantangan. Karena sejak hari Sabtu sudah mengalami kerusakan pada kendaraannya.

Namun sebelum itu, Sekjen IOF Jawa Barat ini mampu memberi perlawanan terhadap Willy Rachman dari tim Intersport Putera dan Yogie Yogaswara. Cara mengemudinya juga brilian kalau nggak boleh disebut andal.

Mendadak intercom dan mic yang digunakan Edwyn Tedha mati menjelang start SS. Tapi Herry menanggapinya dengan tenang dan memerintahkan co-driver untuk teriak saja membaca pacenote seraya ia tetap membejek gas.

"Ga usah dipikirin, saya hafal lintasan cepat ini.  Kasih kode saja atau teriak juga boleh, seperti sama siapa saja...," canda Herry menenangkan suasana padahal terjadi kesalahan teknis yang bisa mengganggu jalannya perlombaan.

Sayang sekali, saat hendak masuk terowongan di putaran akhir mobil terasa menurun tenaganya dan hilang akselerasi.  Padahal tinggal sejengkal lagi menembus garis finish di penghujung SS pertama.

"Mobil yang baik, masih mampu melawan mobil canggih. Tapi sepertinya ada yang tidak beres nih sama finalgear, ah semoga tidak apa-apa. Dari pada nanti jadi gaya Rally Retro dengan gerak 2 roda. Jangan dipikirin. Mending kita benerin intercom dulu biar bunyi dan gaya," ujarnya lagi memecah kepanikan.

Memasuki SS 2, masih dengan duel di lintasan masih kering, terjadi sesuatu. Usai menaklukan jumpingan di seperempat SS, pada saat membelok melingkar panjang ke kanan, mendadak suara keras seperti benturan besi datang dari arah depan.  

"Nah bener kan. Akhirnya hancur juga finalgear-nya. Mari kita gas sampai akhir SS, ga perlu kuatir," kembali Herry yang ketua RW 11 di kompleknya di Bandung, Jawa Barat mencoba bersikap tenang.

Kemampuan menjaga ritme dengan segala kerusakan yang ada, menjadi sesuatu yang perlu dicatat, betapa Herry Suren mumpuni menghadapi situasi genting itu. Memang tertinggal cukup jauh di akhir SS, namun mampu finish dan tetap berada di jajaran 10 besar kelas.

Bravo Sebastian Ogier dari Tanah Pasundan. (budsan)

TERKINI
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis! Maksimalkan Layanan Untuk Konsumen, Ban Goodyear Kini Hadir di Bengkel B-Quik FIF Raup Laba Bersih Rp1,1 Triliun, Naik 16,5 Persen di Kuartal I 2024 PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan