Selasa, 21/03/2017 18:03 WIB
mobilinanews (Inggris)– Dalam bursa juara dunia musim 2017, nama Daniel Ricciardo dan Max Verstappen bukan kandidat utama. Tapi, keduanya bisa jadi magnet tersendiri untuk memanaskan pamor dan rivalitas F1. Setidaknya untuk berebut podium.
Di tengah persaingan para senior macam Lewis Hamilton (Mercedes) dan duo Ferrari Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen, nama Ricciardo (27 tahun) dan Verstappen (19) menjadi properti panas dalam persaingan musim ini.
Mendapatkan mobil yang lebih kompetitif dibandingkan musim lalu, kedua driver Red Bull itu diperkirakan akan fight satu sama lain.
Membangun suasana perang internal yang bisa jadi lebih parah dibandingkan rivalitas Hamilton versus Nico Rosberg sebelumnya di Mercedes.
F1 2014 China: Incar Gelar Perdana di Shanghai, Max Verstappen Kendurkan Speed di Trek Lurus
F1 2024 China: 4 Tahun Absen Gelar Balap, Verstappen dan Sainz Kritik Sprint Race di Sirkuit Shanghai, Beresiko!
F1 2024: Abaikan Potensi Gantikan Verstappen Atau Hamilton, Alonso Pilih Tetap Bersama Aston Martin
Keduanya berkarakter sama. Agresif, egois, berani ambil resiko, dan jika sudah di atas mobil tak bakal menghiraukan rekan setimnya.
Kemungkinan itu sudah disinggung Ricciardo jelang seri pembuka GP Australia, Minggu (26/3).
“Kami kompetitor yang akan tarung wheel to wheel sepanjang balap dan tak bakal saling menyayangi dalam satu tim. Jika nantinya muncul friksi maka itu adalah bagian dari kompetisi. Jika kalah dari Hamilton saya bisa terima karena mobilnya lebih baik, tapi tak ada alasan bila dikalahkan Max,” tegas Ricciardo.
Ricciardo adalah pebalap peranakan Australia – Italia yang merasa diuntungkan karena jadi pebalap tuan rumah di Australia. Apalagi penyelenggara sudah membangun satu tribun khusus atas namanya.
Verstappen yang juga blasteran (Belanda dan Belgia) tak terlampau menanggapi psywar yang diluncurkan Ricciardo. Ia hanya ingin tampil maksimal mulai dari perdana.
“Setelah sekian lama tes maka masuk seri pebuka akan selalu menggairahkan, dimana pun itu,” ucap Verstappen seolah tak peduli rivalnya punya keuntungan psikologis sebagai local hero.
Bos tim Red Bull Christian Horner tak menampik potensi perang internal kedua driver-nya. Terlebih karena tim memperlakukan keduanya setara dan membebaskannya tarung satu sama lain.
“Silakan tarung, tapi fair.Yang harus digarisbawahi adalah kepentingan timdanmereka pahami itumeski tak harus dibuatkan skenarionya,” tegas Horner.
Musim lalu Ricciardo finish 3 Besar klasemen akhir sementara Verstappen di grup 5 Besar. (andro)