Istilah Mosi Percaya Tidak Ada di Gokart, Ini Penjelasannya (Bagian 3)

Rabu, 04/04/2018 13:12 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Terkait mosi tidak percaya dan mundurnya Rabindra Soeparto sebagai COC (Clerk of The Course) di Kejurnas Gokart, mendapat tanggapan beragam dari pelaku gokart.

 “Kejadian sebenarnya, saya  nggak begitu ngerti. Namun seharusnya nggak seperti itu untuk kirim surat mosi tidak percaya. Harus ada pertimbangan lainlah,” ujar Iwan Semut Ireng, penggila gokart yang sudah puluhan tahun berkutat sebagai mentor pegokart pemula.

 Iwan juga mempertanyakan, kesalahan sebesar apa yang dilakukan Rabindra sehingga sampai lahir mosi tersebut. “Apakah tidak ada pertimbangan lain, yakni dengan dibicarakan bersama di IMI Pusat,” lanjutnya.

 Secara pribadi, terang Iwan Semut, kenal baik dengan Rabindra.  Dan dia mengaku sempat sekilas melihat surat  itu yang hanya beberapa kalimat dan tanpa penjelasan kesalahannya. “Harusnya ada penjelasannya, apa aja kesalahannya dan dilampirkan buktinya. Karena membawa nama komunitas,” ungkapnya.

 Menurut Iwan Semut, selama 39 tahun di gokart, baru sekali ini ada kejadian diberikannya surat mosi tidak percaya. “Menurut pandangan saya, tak ada salahnya komunitas membuat surat semacam peninjauan kembali ke IMI Pusat. Juga ada himbauan ke COC, sebagai sebuah pembelajaran,” lanjutnya.

 Sementara itu Yongliek Santoso, bos TKM Racing memiliki alasan sendiri kenapa tidak ikut tanda tangan. “Sepengetahuanku,COC  itu bagian dari penyelenggara dan di sini meskipun EO-nya ESHARK tapi pronasnya TKM Racing. Jadi tidak etis kalau aku ikut mosi tidak percaya. Sedangkan COC itu bagian tugas dari penyelenggara. Bisa bisa timbul pertanyaan, "Lu sehat? masa jeruk makan jeruk?,” ungkap Yongliek.

 Kemudian yang kedua, Yongliek merasa tidak tahu surat mosi ditujukan ke siapa? Penyelenggara atau IMI. “Kalau ke IMI, sepengetahuanku, mosi tidak percaya itu tidak ada dalam regulasi buku putih maupun AD/ART IMI.Yang aku tahu, kalau ada perbedaan pendapat itu cuma ada protes dan banding.Sedangkan protes aja tidak boleh dilakukan secara lisan apalagi kolektif,” lanjutnya.

 Dan kalau ke penyelenggara/pronas dalam hal ini ESHARK Motorsport, seperti yang telah disampaikan tadi, berarti jeruk makan jeruk kalau dia ikut tanda tangan.

 “Jadi aku bukan mau belain Rabindra ataupun komunitas.aku menghargai mereka semua dan tujuan awal kita. Kan ingin bersama memajukan dunia karting Indonesia supaya bisa menjadi barometer karting Asia maupun Dunia,” tutur Yongliek.

 Meski begitu,pemilik tim TKM Racing ini juga memahami kekecewaan saat lomba karena dia sendiri baru saja kena sanksi karena dianggap menyalahi regulasi.

 “Dan aku tak ada protes atas sanksi itu, sekalian aku luruskan dari nara sumber yang menyebut aku protes atas sanksi itu.Paling tidak, kita semua berusaha mengikuti dan menghormati aturan serta regulasi yang sudah kita setujui bersama dan ikuti prosedur yang semestinya,” tutup pengusaha asal Solo ini. (tim mobilinanews)

TERKINI
Begini Cara Mudah Melihat Kampas Rem Lewat Indikator Motor, Simak Tata Caranya! Spesifikasi Nissan Magnite: SUV Kompak yang Bikin Honda HRV Kehabisan Napas! Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil!