Ada Apa Dengan Ford Indonesia, Sedang Sakitkah?

Kamis, 04/06/2015 08:03 WIB

mobilinanews.com (Jakarta) – Ada apa dengan Ford Indonesia, sedang sakitkah? Di awal Mei 2015, PT Ford Motor Indonesia (FMI) telah mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 25 karyawan. Sebulan kemudian atau di awal Juni 2015, giliran orang kedua di FMI yang memutuskan mengundurkan diri (baca ford-motor-indonesia-mundur-dari-jabatannya/" target="_blank">Orang Kedua PT Ford Motor Indonesia Mundur Dari Jabatannya). Sangat kuat kedua hal ini berhubungan.

Menurut sumber yang dekat dengan PT FMI, keputusan PHK 25 karyawan itu setidaknya sekitar 25 % dari jumlah karyawan perusahaan yang ada. Keputusan PHK sangat kuat dipengaruhi kondisi pasar otomotif nasional yang tengah lesu, plus persaingan yang semakin ketat. Sebagai indikasi, jika pada tahun 2014 rata-rata penjualan mobil Ford mencapai 1.200 unit per bulan, di tahun 2015 ini hanya tembus rata-rata 700 unit per bulan dan cenderung terus menurun.

Lesunya bisnis pertambangan di Indonesia berimbas kuat pada penurunan penjualan double cabin Ford Ranger, sementara EcoSport yang sempat menjadi primadona tahun 2014 lalu dengan penjualan di atas 1.000 unit per bulan, pada Januari 2015 hanya tembus 410 unit. Di Maret 2015, malah turun jadi 294 unit. Kehadiran Honda HR-V pada tahun 2015 kemungkinan besar menjadi penyebab pukulan telak pada penjualan Ford EcoSport.

Kondisi kurang sehat ini tidak hanya terjadi di internal FMI. Kondisi pelayanan purna jual Ford juga mendapat sorotan cukup tajam dari sejumlah konsumen (baca ford-di-indonesia-dikeluhkan-konsumen/" target="_blank">Layanan Purna Jual Ford Di Indonesia Dikeluhkan Konsumen dan ford-di-indonesia-kembali-dikeluhkan-konsumen/" target="_blank">Layanan Purna Jual Ford Di Indonesia Kembali Dikeluhkan Konsumen ). “Ford Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan produk mobil yang bagus, tanpa diimbangi kualitas SDM dan layanan purna jual yang baik juga,” kata Paulus S Firmanto, mantan GM Yamaha Indonesia dan mantan Direktur Suzuki Roda Dua, yang juga juga kecewa pada layanan bengkel resmi Ford.

mobilinanews sempat berkirim email ke Bagus Susanto selaku Managing Director PT FMI pada 18 Mei 2015 yang intinya menanyakan penyebab dan jalan keluar dari keluhan para konsumen tersebut, sekaligus memberikan kesempatan hak jawab atas pemberitaan di mobilinanews. Berikut pertanyaan yang diajukan:

(1) Apa yang sebenarnya terjadi dengan layanan purna jual Ford di Indonesia? Apakah ini adalah sifatnya kasuistik saja atau memang ditemukan kelemahan dari standar layanan purna jual di Indonesia yang akan segera dibenahi?

(2) Apakah benar tidak ada SOP yang sama antara satu bengkel resmi Ford dengan bengkel Ford yang lainnya? Jika informasi tidak benar, bagaimana penjelasan Ford Indonesia mengenai perbedaan perlakuan yang diterima oleh kedua pengguna mobil Ford yang diberitakan oleh mobilinanews?

(3) Bagaimana cara Ford Indonesia menetapkan SOP buat meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen? Apakah ada SOP global Ford yang jadi acuan pelayanan bengkel resmi Ford di Indonesia? 

(4) Bagaimana cara Ford Indonesia agar kasus-kasus ketidakpuasan konsumen pengguna mobil Ford tidak semakin merebak di Indonesia?

Pertanyaan ini dijawab Lea Kartika Indra selaku Communications Director PT FMI pada keesokan hari (19/5). Sayang jawaban diberikan cenderung normatif dan tidak menyentuh substansi pertanyaan yang diajukan. (baca ford-indonesia-atas-keluhan-konsumen-/" target="_blank">Jawaban Ford Indonesia Atas Keluhan Konsumen).

Kabar kurang sedap terkait FMI tidak hanya sampai di situ. Pada Rabu malam (3/6), mobilinanews sempat berkomunikasi dengan narasumber yang pernah berkesempatan mengikuti kegiatan CSR Ford DSFL pada tahun 2015.

“Saya khawatir pelaksanaan Ford DSFL tidak mengejar kualitas, lebih pada dokumentasi kewajiban pelaksanaan CSR Ford global. Buktinya ada peserta yang tidak memiliki SIM. Pihak FMI juga tidak terlalu memperdulikan jika peserta dapat mengikuti materi yang diberikan dengan baik atau tidak, yang penting ramai. Patut dipertanyakan, apakah pelaksanaan Ford DSFL di Indonesia sudah sesuai dengan standar pelaksanaan Ford DSFL global,” kata narasumber tersebut.

mobilinanews yang sempat mengikuti Ford DSFL pada tahun 2013 di kawasan Taman Mini Indonesia Indah melihat kegiatan CSR ini memang diikuti banyak peserta, sehingga memang nampak agak sulit mengoptimalkan kegiatan ini lebih dari sekedar kegiatan sosialisasi keselamatan berkendara dibanding kegiatan peningkatan skills dari para peserta secara maksimum.

Semoga hal ini dapat menjadi bahan untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan konsumen di Indonesia...  

TERKINI
Dewan Tiongkok dan Periklindo Komitmen Memperkuat Industri Kendaraan Listrik di Indonesia MOU PT International Chemical Industry dan PT Senzo Feinmetal Perkuat Orbit Triton Untuk Efisiensi Kerja Industri Hadirkan Gaya Berkelas, Vespa Rilis Vespa Primavera dan Vespa Sprint 2024 Terbaru! Kontribusi Jaga Keberlanjutan, PEVS 2024 Bawa Semangat Net Zero Emission 2060