Sengkarut Dualisme IMI Kaltim di Mata Ekti Imanuel

Selasa, 18/12/2018 05:35 WIB

mobilinanews (Balikpapan) - Pada event IMI Award 2018, Rakernas dan Munaslub IMI di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, Kalimantan Timur, akhir pekan lalu, mobilinanews berhasil melakukan wawancara khusus dengan salah satu aktor penting IMI Kaltim, Ekti Imanuel. Pemilik sirkuit Lanay Jaya, Kutai Barat ini adalah Ketua Harian.

Berikut petikan wawancara dengan Ekti ilmanuel :

Sebenarnya, apa yang terjadi di IMI Kaltim? Benarkah ada dualisme?

Sebetulnya, dua pihak sudah bertemu dan menghasilkan power sharring. Haji Redy tetap Ketua Umum, H. Emil sebagai Ketua Harian. Sedangkan saya Sekum.

Namun rekonsiliasi itu mentah, karena persoalan pos bendahara. Pihak H. Emil ngotot pos itu dari pihaknya. Saya juga nggak tahu, kenapa beliau begitu ngotot. 

Kalau menurut saya, pos bendahara bukan masalah penting. Karena tugasnya hanya mengelola keuangan organisasi. Keputusan terkait keuangan tetap ada di tangan Ketua Umum. 

Bukannya sebenarnya kalian semua berteman?  Kenapa nggak bisa diselesaikan dengan cara pertemanan?

Betul sekali. H. Emil yang selama ini didukung Ketua KONIDA, termasuk Ketua KONIDA juga teman saya. Maka dengan dukungan IMI Pusat kepada kepengurusan H Redy melalui Rakernas yang digelar di Balikpapan ini, saya berharap semua bisa mundur satu langkah. Untuk apa? Untuk kemajuan IMI Kaltim yang memiliki potensi besar untuk maju. 

Jadi menurut Anda, kubu H. Redy yang sah dong?

Kalau melihat SK IMI Pusat juga untuk H. Redy, kemudian secara organisasi IMI Pusat merupakan organisasi bermotor yang diakui pemerintah, hal itu sebenarnya tak terbantahkan. 

Anda punya strategi dan target khusus, agar hanya ada satu kepengurusan IMI Kaltim?

Memang case ini sudah cukup lama. Kalau nggak salah dari 2015. Tapi, saya optimis bisa segera selesai. Saya dekat dengan Pak Gubernur (Kaltim, Irsan Noor), saya kenal baik dengan Ketua KONIDA, juga dengan H. Emil. Ayo, kita kesampingkan ego kita masing-masing demi kemajuan otomotif Kaltim.

Karena konsekuensinya, kalau nggak bisa bersatu, IMI Kaltim terancam tidak bisa mengikuti PON Papua 2020. Karena kasusnya beda dengan PON Jawa Barat tahun 2016 lalu. Petinggi IMI Pusat sudah membisikkan itu kepada saya.

Baik Pak Sadikin Aksa maupun Sekjen Jeffrey JP sudah memberi arahan agar menerapkan regulasi saja. Maksudnya, kalau event balap tanpa rekomendasi IMI H. Redy, ya bubarkan saja. Kami sudah menyurati itu kepada semua klub hingga ke Kapolda. Itu langkah terakhir tentu saja.

Konsep rekonsiliasi seperti apa yang Anda tawarkan?

Seperti semula, plus dengan pos bendahara diisi dari H. Redy. Saya sendiri rela lengser dari Ketua Harian, dan hanya menjadi Sekum. Sedang Simeon Palinggi dari Sekum bergeser menjadi salah satu ketua bidang.

Anda tidak masalah turun pangkat?

Demi persatuan dan kemajuan IMI Kaltim, saya tidak masalah. Maka itu, keyakinan saya besar, dalam waktu tidak terlalu lama persoalan di IMI Kaltim bisa diselesaikan. Maka saya mulai meramaikan dengan tagar "IMI Kaltim Bangkit". Semua akan selesai di tahun 2019.

Saya mau sampaikan, akibat kisruh IMI Kaltim, kegiatan IMI Kaltim tidak optimal. Saya memilih off dari kegiatan balap motor, termasuk sirkuit Lanay Jaya. Demikian pula Pak Roy Nirwan, juga menjadi malas berkiprah di kegiatan otomotif. (bs)   

  

TERKINI
Dewan Tiongkok dan Periklindo Komitmen Memperkuat Industri Kendaraan Listrik di Indonesia MOU PT International Chemical Industry dan PT Senzo Feinmetal Perkuat Orbit Triton Untuk Efisiensi Kerja Industri Hadirkan Gaya Berkelas, Vespa Rilis Vespa Primavera dan Vespa Sprint 2024 Terbaru! Kontribusi Jaga Keberlanjutan, PEVS 2024 Bawa Semangat Net Zero Emission 2060